JAKARTA, KOMPAS.com – Kedekatan antara ayah dan anak kerap menjadi pemandangan hangat yang memantik senyum siapa pun yang menyaksikannya.
Interaksi sederhana, seperti menggandeng tangan, menggendong, atau berbincang ringan, sering kali memancarkan kasih sayang yang kuat dari seorang ayah kepada buah hatinya.
Kasih sayang seorang ayah memang begitu terasa ketika ia terlibat langsung dalam kehidupan anak.
Namun, bagi sebagian orang, momen kebersamaan ayah dan anak di ruang publik justru dapat menjadi pengalaman yang menyakitkan, terutama bagi mereka yang tumbuh tanpa kehadiran sosok ayah atau mengalami kondisi fatherless.
Baca juga: Jatuh Bangun Anak Fatherless Mengejar Mimpi: Berjuang Sendiri, Tanpa Apresiasi
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=kasih sayang ayah, indepth, fatherless, in depth, luka ayah, anak tanpa ayah, kisah anak tanpa peran ayah&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yOS8xOTUyNDAyMS9rZXRpa2Eta2VkZWthdGFuLWF5YWgtZGFuLWFuYWstbWVuZ295YWstbHVrYS1tZXJla2EteWFuZy1mYXRoZXJsZXNz&q=Ketika Kedekatan Ayah dan Anak Mengoyak Luka Mereka yang Fatherless§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Fatherless merupakan kondisi ketika seorang ayah tidak terlibat dalam pengasuhan, pendidikan, dan pendampingan anak dalam proses tumbuh kembangnya.
Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai sebab, mulai dari perceraian orangtua, ayah meninggal dunia, hingga ayah yang memilih tidak mengambil peran aktif dalam kehidupan anak karena kesibukan atau faktor lainnya.
Perempuan bernama Friska (18) menjadi salah satu individu yang mengalami kondisi fatherless sejak enam tahun lalu. Ia kehilangan sosok ayah setelah orangtua laki-lakinya meninggal dunia akibat penyakit komplikasi.
Sejak kepergian ayahnya, Friska mengaku kerap merasa perih setiap kali menyaksikan kedekatan ayah dan anak di ruang publik. Momen yang bagi sebagian orang terasa biasa, justru menjadi pengingat luka kehilangan yang belum sepenuhnya pulih.
"Iri banget, setiap saya lihat ada interaksi kecil bapak dan anak, saya ngerasa sedih karena saya enggak bisa ngerasain di posisi itu," ucap Friska saat diwawancarai Kompas.com di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (24/12/2025).
Luka kehilangan tersebut masih terasa jelas hingga kini. Friska harus menyaksikan sosok yang menjadi cinta pertamanya terbujur kaku setelah kalah melawan penyakit. Pengalaman itu meninggalkan duka mendalam yang sulit terhapus.
Sebagai anak bungsu dan satu-satunya anak perempuan, Friska memiliki kedekatan khusus dengan ayahnya sejak kecil. Ikatan emosional yang kuat itulah yang membuat kepergian sang ayah menjadi pukulan berat dalam hidupnya.
Baca juga: Jerit Hati Para Anak Fatherless: Kehilangan Sosok Ayah Sangat Berat
Merasa sendiriKematian ayah membuat Friska harus menjalani kehidupan bersama ibu dan kakak laki-lakinya. Ia mengaku ibunya berjuang keras untuk menghidupi keluarga sekaligus berusaha menggantikan peran ayah dalam membesarkan anak-anaknya.
Hal serupa dilakukan kakak laki-laki Friska, Eki (25), yang mencoba mengambil alih tanggung jawab ayah setelah sang ayah meninggal dunia.
Ia bekerja keras demi membantu perekonomian keluarga dan berupaya menjadi figur pelindung bagi adiknya, meski Friska menyadari peran tersebut tak sepenuhnya bisa menggantikan ayah.
Friska merasa bersyukur masih memiliki ibu dan kakak yang peduli dan penuh perhatian. Namun, bagi dirinya, tidak ada satu pun yang benar-benar mampu menggantikan sosok ayah dalam hidupnya.


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5311246/original/012541900_1754842864-Persija_Jakarta_vs_Persita_Tangerang-33.jpg)


