Bisnis.com, PADANG - Kondisi pascabencana di Provinsi Sumatra Barat ternyata tidak menyurutkan minat kunjungan wisatawan mancanegara ke Ranah Minang pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar Lila Yanwar mengatakan melihat dari data di kedatangan penumpang di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) rute Padang-Kuala Lumpur terpantau banyak wisatawan mancanegara yang mendarat di bandara.
“Kami melihat dari data di BIM dan penerbangan Padang-Kuala Lumpur ini mengalami peningkatan 30% pada Nataru 2025 ini,” katanya, Senin (29/12/2025).
Dia mengakui bahwa melihat kondisi pascabencana ini, pintu masuk wisatawan ke Sumbar yang paling banyak itu melalui Bandara Minangkabau. Khusus wisman terpantau meningkat yakni 30%, tidak hanya dari Malaysia, tapi juga dari berbagai negara yang menggunakan penerbangan transit di Malaysia.
“Penerbangan internasional di BIM ini dari Malaysia dan Singapura. Khusus dari Malaysia memang lagi ramai pada Nataru ini. Kami melihat wisman yang datang ini tidak hanya soal libur perayaan pergantian tahun, tapi juga yang ke Mentawai bermain surfing (selancar),” ujarnya.
Lila menyampaikan bahwa momen pertengahan tahun dan akhir tahun kondisi ombak di Mentawai lagi pas bagi wisman yang hobi bermain surfing, karena Mentawai merupakan salah satu ombak terbaik di dunia untuk bermain surfing kelas internasional.
Baca Juga
- Daftar Destinasi Wisata Sumbar yang Aman Dikunjungi Selama Libur Nataru 2025
- Roda Ekonomi di Aceh, Sumut, Sumbar Mulai Bergerak Usai Banjir, Ini Buktinya
- Ini Alasan Status Bencana Nasional Mendesak untuk Pemulihan Aceh-Sumut-Sumbar
“Selain ke Mentawai, wisman datang ke Sumbar juga banyak ke Padang, Bukittinggi, Tanah Datar, dan Harau. Wisman asal Malaysia yang mendominasi,” jelasnya.
Menurutnya adanya penilaian positif dari wisman yang masih memilih Sumbar sebagai daerah libur Nataru ini, seiring adanya penanganan dampak bencana alam yang dilakukan pemerintah, sehingga membuat wisatawan merasa aman untuk berwisata ke Sumbar.
Namun, seiring adanya peningkatan kunjungan wisman ke Sumbar yang ditaksir sekitar 30% itu, Lila mengajak masyarakat untuk tidak terlalu berpesta ria dalam perayaan pergantian tahun, mengingat kondisi bencana Sumatra masih dalam kondisi duka, karena ada seribu lebih nyawa masyarakat di Sumatra yakni Aceh, Sumut, dan Sumbar yang meninggal dunia akibat bencana banjir bandang.
“Sesuai arahan dari Gubernur Sumbar dan Wakil Gubernur Sumbar, perayaan pergantian tahun di Sumbar didorong untuk melaksanakan kegiatan keagamaan, seperti mendoakan keselamatan masyarakat yang menjadi korban bencana Sumatra, karena juga banyak masyarakat Sumbar yang meninggal dunia akibat bencana tersebut,” tegasnya.
Lila mengaku sejauh ini belum ada surat resmi Gubernur Sumbar terkait larangan kembang api pada perayaan pergantian tahun, tapi telah ada arahan dan imbauan, agar tidak ada perayaan yang terlalu berlebihan pada pergantian 2025 ke 2026 ini.
“Bahkan kami bila ada kegiatan seperti festival yang mengundang wisatawan juga tidak menggelar penyambutan tarian Minang seperti yang biasanya kami lakukan. Jadi cukup doa pembuka, kemudian lanjut ke sambutan, dan memang tidak ada menari-nari itu, karena kami menghormati kondisi bencana Sumatra ini,” sebutnya.
Di satu sisi, Lila juga mengimbau masyarakat atau wisatawan yang datang ke Sumbar pada libur Nataru 2025 ini tetap meningkatkan kewaspadaan terkait ancaman bencana alam, dan disarankan tidak mendekati pemandian di daerah aliran sungai.
“Belajar dari kondisi bencana yang ada ini, kondisi daerah aliran sungai berisiko untuk dikunjungi. Karena kami tidak tahu, potensi ancaman seperti apa yang ada di daerah sepanjang aliran sungai, meskipun tidak terkena dampak bencana alam,” ujarnya.
Selain soal kondisi daerah aliran sungai, Lila bilang wisatawan juga harus mengedepankan keselamatan saat berwisata bahari atau di daerah pantai. Apabila menghadapi kondisi hujan dan sebagainya, wisatawan diminta untuk tidak membiarkan anak-anaknya mandi atau berenang di tepi pantai, karena ada ancaman gelombang laut atau ombak.
“Di laut juga perlu kami ingatkan kepada wisatawan untuk tetap waspada, bila kondisi ombak lagi tinggi, jangan ke pantai dulu,” harap Lila.




