jpnn.com, LAMPUNG - Perpustakaan MPR RI melakukan kunjungan studi tiru praktik baik ke UPT Perpustakaan Universitas Malahayati.
Kunjungan ini bertujuan meningkatkan kualitas layanan, tata kelola informasi, serta penguatan peran perpustakaan dalam mendukung komunikasi publik dan sistem informasi kelembagaan.
BACA JUGA: Digitalisasi Perpustakaan MPR Jadi Langkah Strategis untuk Memperluas Akses Publik
Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi MPR Anies Mayangsari Muninggar menyampaikan perpustakaan saat ini tidak hanya berfungsi sebagai pengelola koleksi, tetapi juga menjadi simpul strategis komunikasi publik dan pengelolaan sistem informasi institusi.
“Perpustakaan memiliki peran penting dalam mendukung keterbukaan informasi, penguatan literasi konstitusi, serta penyediaan data dan pengetahuan yang akurat bagi pimpinan, anggota MPR, dan masyarakat luas,” ujar Anies di UPT Perpustakaan Universitas Malahayati, Lampung, Senin (29/12/2025).
BACA JUGA: Perpustakaan MPR Gelar Bicara Buku Karya Hidayat Nur Wahid, Bahas Etika Kehidupan
Hadir dalam acara itu Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga MPR Rosando, Pustakawan Madya Yusniar, Kepala UPT. Perpustakaan Universitas Malahayati Nowo Hadiyanto, dan Kepala Humas Universitas Malahayati Emil Tanhar.
Anies menuturkan perpustakaan MPR merupakan perpustakaan khusus yang menjadi salah satu sumber informasi utama di lingkungan lembaga tersebut dan tergabung dalam Forum Perpustakaan Khusus Indonesia (FPKI).
BACA JUGA: Perpustakaan MPR Jalani Proses Akreditasi, Ini Harapan Plt Sekjen Siti Fauziah
Dalam pengelolaannya, Perpustakaan MPR mengacu pada Standar Nasional Perpustakaan Khusus sesuai Peraturan Perpustakaan Nasional Nomor 7 Tahun 2022.
Pada 2024, lanjut Anies, Perpustakaan MPR telah memperoleh Akreditasi B yang menjadi pijakan untuk terus melakukan evaluasi dan penguatan, khususnya pada aspek peningkatan kapasitas sumber daya manusia, inovasi layanan berbasis teknologi informasi, serta pengukuran indeks literasi sebagai bagian dari kinerja komunikasi publik MPR.
Selain itu, Anies menjelaskan UPT Perpustakaan Universitas Malahayati dipilih sebagai Lokasi Studi Tiru karena dinilai berhasil mengembangkan perpustakaan modern dengan raihan Akreditasi A (Unggul) dari Perpustakaan Nasional.
Keberhasilan tersebut didukung pengelolaan e-resources, sistem layanan digital, inovasi ruang perpustakaan, serta manajemen informasi yang terintegrasi dan berkelanjutan.
“Kami memandang UPT Perpustakaan Universitas Malahayati sebagai rujukan nasional dalam pengembangan perpustakaan modern. Praktik baik yang diterapkan di sini menjadi pembelajaran berharga bagi kami,” tambahnya.
Melalui kegiatan studi tiru ini, Perpustakaan MPR berharap dapat mengadaptasi berbagai praktik unggul, mulai dari peningkatan kualitas layanan digital, penguatan peran humas perpustakaan, pengayaan kapasitas SDM pustakawan dan pengelola sistem informasi, hingga benchmarking kinerja sebagai persiapan re-akreditasi tahun 2027 dengan target meraih Akreditasi A.
Kunjungan studi tiru ini disambut langsung Kepala UPT Perpustakaan Universitas Malahayati Nowo Hadiyanto.
Dalam kesempatan tersebut, ia memaparkan pengelolaan layanan, sistem informasi, serta berbagai inovasi yang telah diterapkan dalam mendukung akreditasi unggul dan layanan perpustakaan modern.
Rombongan Perpustakaan MPR juga diajak keliling untuk melihat replika rumah adat dari 34 provinsi di Indonesia yang menjadi ciri khas dari UPT Perpustakaan Universitas Malahayati.
UPT Perpustakaan Universitas Malahayati juga memiliki beberapa ruang diskusi yang dilengkapi sarana pendukung kegiatan akademik.
Suasananya sejuk dan nyaman, sehingga saat masuk ke dalam perpustakaan terasa seperti berada di taman.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan studi tiru ini, akan dilakukan kerja sama dengan membuat MoU (Memorandum of Understanding) antara Perpustakaan MPR dan UPT Perpustakaan Universitas Malahayati, sehingga potensi kolaborasi yang ada dapat dikembangkan secara maksimal. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi



