Bisnis.com, PALEMBANG — Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatra Selatan (DPTPH Sumsel) mencatat realisasi penyaluran pupuk subsidi di wilayah tersebut hingga 14 Desember 2025 telah mencapai 82% dari total alokasi tahun berjalan.
Kepala DPTPH Sumsel Bambang Pramono menjelaskan belum tercapainya realisasi 100% hingga pertengahan Desember bukan disebabkan rendahnya serapan, melainkan karena adanya penambahan alokasi pupuk subsidi untuk Sumsel.
Dia merinci, tambahan alokasi tersebut meliputi pupuk urea sebesar 21% sehingga totalnya menjadi 165.000 ton. Sementara pupuk jenis NPK bertambah 30% menjadi 203.000 ton.
“Apabila tidak ada penambahan alokasi, realisasi penyaluran sebenarnya sudah bisa mencapai 100 persen. Saat ini masih tersedia waktu sekitar dua pekan, yakni 15 hingga 31 Desember 2025, untuk mengoptimalkan serapan,” ujar Bambang, Senin (29/12/2025).
Secara wilayah, Bambang menyebut masih terdapat sejumlah kabupaten/kota dengan realisasi penyaluran yang belum optimal. Di antaranya Kota Pagar Alam sebesar 63,5%, Kabupaten Musi Rawas Utara 61%, Kabupaten Ogan Ilir 59,53%, serta Kota Palembang yang menjadi daerah dengan realisasi terendah, yakni 36%.
Menurutnya, rendahnya penyaluran di beberapa daerah tersebut dipengaruhi faktor teknis di lapangan. Salah satunya di Kabupaten Ogan Ilir yang masih mengalami genangan air di lahan pertanian, sehingga aktivitas tanam dan penebusan pupuk oleh petani tertunda.
Baca Juga
- Sumsel Usul Alokasi Pupuk Subsidi 2026 Ditambah 76.000 Ton
- Strategi Jitu Pupuk Kaltim Rayu Petani Nasional
- Transformasi Panjang PIHC Mengawal Program Pupuk Subsidi
Di sisi lain, terdapat tiga daerah dengan capaian realisasi tertinggi, yaitu Kota Prabumulih yang telah mencapai 100%, Kota Lubuk Linggau 92,73%, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur 89,12%.
“Karena data ini per 14 Desember, kami optimistis serapan masih bisa dimaksimalkan dalam dua minggu ke depan,” katanya.
Lebih lanjut, Bambang memastikan ketersediaan stok pupuk subsidi di Sumsel sepanjang 2025 berada dalam kondisi aman dan mencukupi, baik di tingkat distributor maupun kios sebagai lembaga penyalur.
Meski demikian, dia mengakui masih terdapat kendala di lapangan yang memengaruhi penyerapan, seperti kelengkapan dokumen dan keterbatasan dana petani di sejumlah wilayah.
“Faktor-faktor tersebut memang masih ditemui dan berdampak pada penyaluran pupuk,” pungkasnya.




