FAJAR, JAKARTA — PT Astra International Tbk terus memperkuat komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat desa sepanjang 2025.
Melalui empat pilar kontribusi sosial yakni kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan, Astra memfokuskan programnya pada penguatan kapasitas dan kemandirian masyarakat desa di berbagai daerah di Indonesia.
Keempat pilar tersebut terintegrasi dalam program unggulan berbasis komunitas, yakni Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards, Kampung Berseri Astra, dan Desa Sejahtera Astra.
Program-program ini dirancang untuk memberikan manfaat langsung sekaligus menciptakan dampak jangka panjang yang berkelanjutan.
Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro, mengatakan pemberdayaan desa menjadi kunci pembangunan sosial yang berkelanjutan.
Menurutnya, pendampingan yang konsisten dan kolaboratif akan mendorong masyarakat desa lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
“Ketika komunitas memiliki kapasitas, inovasi, serta kesempatan untuk tumbuh melalui penguatan potensi dan kemandirian desa, maka dampak sosial yang tercipta akan lebih berkelanjutan dan berkontribusi nyata bagi pembangunan bangsa,” ujarnya.
Hingga akhir 2025, Astra telah memberikan apresiasi SATU Indonesia Awards kepada 79 penerima tingkat nasional dan 713 penerima tingkat provinsi.
Para penerima apresiasi ini merupakan generasi muda penggerak perubahan yang kemudian diintegrasikan ke dalam program Kampung dan Desa binaan Astra.
Program Desa Sejahtera Astra yang diluncurkan sejak 2018 melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, komunitas, start-up, hingga Kelompok Usaha Desa.
Pengembangannya difokuskan pada tiga klaster utama, yakni pertanian dan produk olahan, kelautan dan perikanan, serta wisata, kriya, dan budaya.
Astra mencatat, hingga akhir 2025 program Desa Sejahtera Astra telah menjangkau lebih dari 210.426 penerima manfaat, mendampingi 1.515 kampung dan desa di sejumlah provinsi, serta mendorong aktivitas ekonomi dan ekspor masyarakat desa dengan nilai mencapai Rp411 miliar.
Di pilar kesehatan, Astra menjalankan program berbasis ibu, anak, dan remaja. Salah satunya di Desa Sejahtera Astra Rammang-Rammang, Sulawesi Selatan, yang mengintegrasikan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat dengan pengembangan desa wisata, termasuk peningkatan sanitasi dan pengelolaan kebersihan kawasan.
Sementara di pilar pendidikan, Astra mendorong penguatan kualitas sumber daya manusia melalui ruang belajar komunitas, literasi digital, dan pembelajaran berbasis teknologi.
Di Desa Sejahtera Astra Bugisang, Kabupaten Klaten, pendekatan pendidikan digital bahkan mampu meningkatkan pendapatan desa sekitar Rp50–60 juta per tahun melalui pengembangan paket wisata edukasi.
Pada pilar lingkungan, upaya pemulihan ekosistem dilakukan melalui pendekatan berbasis masyarakat.
Di Padang Pariaman, Sumatra Barat, pengembangan Ekowisata Nyarai berhasil mengalihkan sekitar 170 warga, yang mayoritas mantan pembalak liar, menjadi pemandu wisata sekaligus menjaga kelestarian hutan.
Sedangkan melalui pilar kewirausahaan, Astra mendorong penguatan ekonomi lokal dan perluasan akses pasar.
Di Desa Sejahtera Astra Semedo, Banyumas, kelompok tani gula semut berkembang dari 25 orang menjadi lebih dari 1.500 petani, dengan nilai jual produk meningkat hingga Rp15.000 per kilogram untuk pasar ekspor.
Capaian serupa juga terjadi di sejumlah wilayah lain, seperti Purworejo, Jawa Tengah, yang mengekspor produk Coffee Wood dan Coconut Rope Dog Chew senilai Rp43,52 miliar, serta Bajawa, Nusa Tenggara Timur, yang mengekspor 15 ton kopi ke Thailand dengan nilai lebih dari Rp1,65 miliar.
Astra menegaskan akan terus memperkuat pemberdayaan komunitas desa melalui integrasi program di bawah payung Desa Sejahtera Astra, sejalan dengan cita-cita perusahaan untuk sejahtera bersama bangsa serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia.




