Bisnis.com, JAKARTA — Kolombia akan menaikkan upah minimum pekerja sebesar 23% pada 2026. Gaji pokok bulanan termasuk transportasi akan naik menjadi 2 juta peso atau sekitar Rp8,8 juta.
Mengutip Bloomberg, Presiden Gustavo Petro menyampaikan kenaikan ini sebagai upaya membantu pekerja berpenghasilan rendah di negara tersebut. Kenaikan upah yang cukup besar ini diharapkan dapat mendekatkan upah minimum ke tingkat upah layak, sehingga pekerja mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk membeli kebutuhan pokok.
“Ini adalah langkah-langkah yang akan secara langsung mengurangi kemiskinan,” kata Petro dalam pidatonya yang disiarkan televisi Kolombia, Senin (29/12/2025).
Kenaikan upah ini jauh lebih tinggi dari laju inflasi yang diperkirakan pada 2025, selisihnya bahkan lebih dari 18 poin persentase. Pemerintah akhirnya menetapkan kenaikan upah sendiri karena pengusaha dan serikat pekerja gagal mencapai kesepakatan.
Namun, angka yang diputuskan Petro lebih tinggi dari keinginan kelompok bisnis yang hanya sekitar 7%, dan juga lebih besar dari yang diinginkan serikat pekerja yang sebesar 16%.
Banyak pihak yang mengkhawatirkan kenaikan ini memicu inflasi. Wakil direktur bank sentral Kolombia Mauricio Villamizar juga telah memperingatkan bahwa lonjakan upah dapat mendorong bank sentral menaikkan suku bunga, sehingga kredit dan cicilan menjadi lebih mahal.
Baca Juga
- Presiden Kolombia Gustavo Petro Tolak Sanksi AS, Siapkan Langkah Hukum
- Trump Cabut Visa Presiden Kolombia Gustavo Petro, Buntut Pidato Pro Palestina
Sementara itu, kepala ekonom di Banco de Bogotá, Camilo Pérez, menilai kenaikan upah ini dapat mendorong peningkatan inflasi hingga lebih dari 6% pada akhir tahun depan. Menurutnya, langkah ini juga mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar setengah poin persentase mulai Januari 2026.
Setelah Petro mengumumkan kebijakan tersebut, dampaknya langsung terasa di pasar keuangan. Swap suku bunga untuk jangka dua dan lima tahun jadi naik, serta imbal hasil obligasi peso lokal juga turut naik. Imbal hasil obligasi lokal dengan jatuh tempo pada tahun 2036 naik 34 basis poin setelah laporan tersebut.
Sebagai informasi, tingkat pengangguran Kolombia turun menjadi 8,2% pada Oktober 2025, dari 9,1% setahun sebelumnya. Para ekonom dalam survei bank sentral terbaru memperkirakan inflasi akan berakhir tahun ini pada 5,19%, dan kemudian turun menjadi 4,59% pada akhir tahun 2026, yang akan menandai tahun keenam berturut-turut bank tersebut gagal mencapai target 3%. (Putri Astrian Surahman)



