Jakarta (ANTARA) - Keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga bagi ibu bekerja tidak hanya ditentukan oleh kemampuan mengatur waktu, tetapi juga oleh kuatnya dukungan keluarga, pembagian peran yang adil, serta kualitas interaksi dengan anak, kata psikolog Cecilia Helmina E., M.Psi., Psikolog.
Cecilia yang salah satunya berpraktik di RS Mitra Keluarga itu mengatakan tantangan utama yang dihadapi ibu bekerja adalah tekanan untuk menjalankan dua peran sekaligus secara optimal, baik di rumah maupun di tempat kerja. Tekanan tersebut, menurut dia, kerap lebih besar dibandingkan yang dirasakan ayah.
“Berbagai studi menunjukkan ibu cenderung merasakan tuntutan emosional yang lebih tinggi karena harus memastikan urusan pekerjaan dan pengasuhan berjalan seimbang,” ujar Cecilia dalam keterangan resmi Unicharm pada Selasa.
Ia menyarankan agar ibu bekerja tidak ragu meminta bantuan, baik kepada pasangan, anggota keluarga lain, maupun tenaga profesional, untuk mengelola pekerjaan rumah tangga. Pembagian peran yang jelas dan adil dinilai penting agar beban tidak hanya bertumpu pada satu pihak.
Baca juga: Dokter imbau ibu bekerja tetap maksimalkan DBF demi jaga produksi ASI
Selain itu, Cecilia menekankan pentingnya menjaga kualitas interaksi antara ibu dan anak. Menurut dia, kehadiran yang utuh saat bersama anak jauh lebih bermakna dibandingkan lamanya waktu kebersamaan.
“Kualitas interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama ibu bersama anak, tetapi bagaimana kehadiran ibu itu dirasakan. Biasakan untuk benar-benar hadir, misalnya dengan berbincang saat makan bersama atau sebelum anak tidur,” katanya.
Cecilia juga menyarankan agar ibu bekerja membatasi pekerjaan kantor saat berada di rumah agar waktu bersama keluarga tetap terjaga.
Fenomena ibu bekerja terus meningkat seiring berkembangnya peran perempuan di berbagai sektor. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat jumlah tenaga profesional perempuan di Indonesia mencapai 50 persen, meningkat sekitar dua persen dibandingkan tahun 2020.
Sejalan dengan kondisi tersebut, sejumlah perusahaan mulai memperkuat dukungan terhadap ibu bekerja. PT Uni-Charm Indonesia Tbk (Unicharm), misalnya, menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung perempuan melalui berbagai program pengembangan kompetensi dan kepemimpinan.
Baca juga: Imbauan dokter agar ibu bekerja sukses beri ASI eksklusif pada bayi
Direktur Unicharm Sri Haryani mengatakan perusahaan menyediakan program pelatihan terstruktur yang mencakup pengembangan soft skill, hard skill, serta kepemimpinan bagi karyawati, termasuk ibu bekerja.
“Unicharm percaya setiap individu memiliki potensi yang tidak terbatas. Karena itu, kami memberikan berbagai kesempatan dan edukasi agar karyawati dapat berkembang dan mempersiapkan diri sebagai pemimpin di masa depan,” ujar Sri.
Komitmen tersebut juga menjadi bagian dari dukungan Unicharm terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 5 tentang kesetaraan gender, sekaligus perwujudan nilai perusahaan “Love Your Possibilities”.
Dengan dukungan lingkungan kerja yang inklusif serta sistem pendukung yang kuat di rumah, Cecilia menilai ibu bekerja memiliki peluang lebih besar untuk menjalankan peran ganda secara sehat dan berkelanjutan.
Baca juga: Menteri PPPA dorong perusahaan sediakan fasilitas "daycare"
Baca juga: Ibu bekerja perlu siapkan ASI perah penuhi kebutuhan bayi
Baca juga: Tidak adanya dukungan jadi penyebab ibu bekerja berhenti menyusui
Cecilia yang salah satunya berpraktik di RS Mitra Keluarga itu mengatakan tantangan utama yang dihadapi ibu bekerja adalah tekanan untuk menjalankan dua peran sekaligus secara optimal, baik di rumah maupun di tempat kerja. Tekanan tersebut, menurut dia, kerap lebih besar dibandingkan yang dirasakan ayah.
“Berbagai studi menunjukkan ibu cenderung merasakan tuntutan emosional yang lebih tinggi karena harus memastikan urusan pekerjaan dan pengasuhan berjalan seimbang,” ujar Cecilia dalam keterangan resmi Unicharm pada Selasa.
Ia menyarankan agar ibu bekerja tidak ragu meminta bantuan, baik kepada pasangan, anggota keluarga lain, maupun tenaga profesional, untuk mengelola pekerjaan rumah tangga. Pembagian peran yang jelas dan adil dinilai penting agar beban tidak hanya bertumpu pada satu pihak.
Baca juga: Dokter imbau ibu bekerja tetap maksimalkan DBF demi jaga produksi ASI
Selain itu, Cecilia menekankan pentingnya menjaga kualitas interaksi antara ibu dan anak. Menurut dia, kehadiran yang utuh saat bersama anak jauh lebih bermakna dibandingkan lamanya waktu kebersamaan.
“Kualitas interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama ibu bersama anak, tetapi bagaimana kehadiran ibu itu dirasakan. Biasakan untuk benar-benar hadir, misalnya dengan berbincang saat makan bersama atau sebelum anak tidur,” katanya.
Cecilia juga menyarankan agar ibu bekerja membatasi pekerjaan kantor saat berada di rumah agar waktu bersama keluarga tetap terjaga.
Fenomena ibu bekerja terus meningkat seiring berkembangnya peran perempuan di berbagai sektor. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat jumlah tenaga profesional perempuan di Indonesia mencapai 50 persen, meningkat sekitar dua persen dibandingkan tahun 2020.
Sejalan dengan kondisi tersebut, sejumlah perusahaan mulai memperkuat dukungan terhadap ibu bekerja. PT Uni-Charm Indonesia Tbk (Unicharm), misalnya, menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung perempuan melalui berbagai program pengembangan kompetensi dan kepemimpinan.
Baca juga: Imbauan dokter agar ibu bekerja sukses beri ASI eksklusif pada bayi
Direktur Unicharm Sri Haryani mengatakan perusahaan menyediakan program pelatihan terstruktur yang mencakup pengembangan soft skill, hard skill, serta kepemimpinan bagi karyawati, termasuk ibu bekerja.
“Unicharm percaya setiap individu memiliki potensi yang tidak terbatas. Karena itu, kami memberikan berbagai kesempatan dan edukasi agar karyawati dapat berkembang dan mempersiapkan diri sebagai pemimpin di masa depan,” ujar Sri.
Komitmen tersebut juga menjadi bagian dari dukungan Unicharm terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 5 tentang kesetaraan gender, sekaligus perwujudan nilai perusahaan “Love Your Possibilities”.
Dengan dukungan lingkungan kerja yang inklusif serta sistem pendukung yang kuat di rumah, Cecilia menilai ibu bekerja memiliki peluang lebih besar untuk menjalankan peran ganda secara sehat dan berkelanjutan.
Baca juga: Menteri PPPA dorong perusahaan sediakan fasilitas "daycare"
Baca juga: Ibu bekerja perlu siapkan ASI perah penuhi kebutuhan bayi
Baca juga: Tidak adanya dukungan jadi penyebab ibu bekerja berhenti menyusui




