Pantau - Psikolog Cecilia Helmina E., M.Psi., menyatakan bahwa kunci utama bagi ibu bekerja untuk mencapai keseimbangan hidup bukan hanya manajemen waktu, tetapi dukungan nyata dari keluarga dan pembagian peran yang adil.
Ibu bekerja memikul dua peran besar sekaligus, yaitu sebagai tenaga profesional dan pengasuh utama di rumah, yang menimbulkan beban emosional lebih tinggi dibanding ayah.
Kualitas Interaksi Lebih Penting dari Durasi WaktuCecilia menekankan pentingnya ibu bekerja untuk tidak ragu meminta bantuan dari pasangan, anggota keluarga lain, atau tenaga profesional.
Ia juga menyarankan agar pembagian peran dalam rumah tangga dilakukan secara adil dan tidak membebani satu pihak saja.
"Kualitas interaksi lebih penting daripada durasi kebersamaan," ungkapnya dalam sesi diskusi yang diselenggarakan secara daring.
Contoh interaksi berkualitas yang dianjurkan antara lain makan malam bersama tanpa gangguan gadget dan sesi bercerita sebelum tidur.
Ibu juga disarankan untuk membatasi pekerjaan kantor saat di rumah agar waktu bersama keluarga tetap terjaga.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa partisipasi perempuan di sektor profesional telah mencapai 50 persen, meningkat 2 persen dari tahun 2020.
Perusahaan Mulai Dukung Peran Ganda PerempuanSelain dari lingkungan keluarga, dukungan institusi kerja juga berperan penting dalam menciptakan keseimbangan bagi ibu bekerja.
Beberapa perusahaan seperti Unicharm menjalankan program pelatihan kepemimpinan khusus bagi karyawati sebagai bagian dari komitmen terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) poin 5, yaitu Kesetaraan Gender.
"Kami percaya setiap individu memiliki potensi yang tidak terbatas," ujar Sri Haryani, Direktur Unicharm, menegaskan pentingnya pemberdayaan perempuan di tempat kerja.
Cecilia menutup paparannya dengan menyatakan bahwa keberhasilan seorang ibu bekerja bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi hasil kolaborasi antara rumah dan tempat kerja yang mendukung.
