Jakarta, VIVA – Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Eddy Manindo Harahap menjelaskan kinerja pasar modal hingga 19 Desember 2025. Meski baru berjalan dua tahun, perdagangan karbon di dalam negeri menutup tahun dengan catatan manis.
Pada Konferensi Pers Penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2025, Eddy Manindo menyampaikan volume transaksi akumulatif mencapai 1,6 juta ton CO2 ekuivalen dengan nilai jual-beli mencapai Rp 80,75 miliar terhitung sejak tanggal 26 September 2023 hingga 29 Desember 2025. Jumlah ini merupakan hasil partisipasi 150 perusahaan dan ketersediaan unit karbon 2,67 juta ton CO2 ekuivalen.
Pencapaian ini sejalan dengan pernyataan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menuturkan bahwa pasar modal Indonesia menunjukkan resiliensi dan daya saing yang semakin menguat. Berbagai tantangan telah menguji ketangguhan dan ketahanan kita dalam mendorong pertumbuhan pasar modal yang berkelanjutan dan memperkokoh pondasi di masa depan.
"Capaian ini tentu tidak terjadi secara kebetulan, tetapi merupakan hasil dari kerja keras, sinergi, dan kolaborasi," kata Inarno.
- Greeners.co
Lebih lanjut, Eddy Manindo mengulas prestasi yang dicatatkan pasar modal domestik sepanjang tahun ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan lonjakan 22,10 persen secara year to date (ytd) dan ditutup pada level 8.644,26.
Kapitalisasi pasar menembus Rp15.810 triliun atau tumbuh 28,16 persen dari awal tahun hingga saat ini. Angka ini melapaui target Roadmap Pasar Modal dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Pemerintah menetapkan rasio nilai kapitalisasi pasar (market cap) dalam negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun 2024 sebesar 71,41 persen.
Pertumbuhan investor ritel juga mencatatkan rekor baru. Jumlah Single Investor Identification (SID) bertambah 5,34 juta investor baru sehingga total mencapai 20,2 juta SID. Sebanyak 79 persen didominasi usia di bawah 40 tahun yang menegaskan momentum inklusi dan pendalaman basis investor domestik.
Di pasar obligasi, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) juga menguat 12,10 persen secara ytd ke level 440,19. Industri pengelolaan investasi mencatat dana kelolaan Rp1.039 triliun, tumbuh 24,16 persen.
Penghimpunan dana mencapai Rp268,14 triliun dari 210 penawaran umum, termasuk 18 emiten baru saham dan 2 emiten EBUS, melampaui target Rp220 triliun. Sementara penghimpunan dana Securities Crowdfunding (SCF) tercatat Rp1,808 triliun secara akumulatif dari 968 penerbit.



:strip_icc()/kly-media-production/medias/4112234/original/067345000_1659540708-Anggota_Komisi_X_DPR_RI_Andreas_Hugo_Pareira.jpg)

