JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyampaikan bahwa pihaknya menerapkan tiga skenario pembelajaran di wilayah terdampak bencana banjir dan tanah longsor Sumatera.
Mu'ti mengatakan, tiga skenario tersebut dirancang untuk diterapkan pada semester genap tahun 2026.
"Untuk tanggap darurat 0 sampai 3 bulan, penyesuaian kurikulum minimum esensial, kurikulum disederhanakan menjadi kompetensi esensial seperti literasi dasar, numerasi dasar, kesehatan dan keselamatan diri, dukungan psikososial, dan informasi mitigasi bencana," ujar Mu'ti di BNPB, Jakarta Timur, Selasa (30/12/2025).
Kemudian pengembangan bahan belajar darurat, yakni berupa metode pembelajaran yang bersifat adaptif dan sangat fleksibel dilakukan pada saat tanggap darurat di sekolah dengan kerusakan ringan.
Baca juga: Dasco Yakin Penanganan Bencana Sumatera dengan Skala Nasional Bisa Percepat Pemulihan
"Skenario ini mendapat dukungan psikososial terintegrasi dalam pembelajarannya, asesmen yang sangat sederhana, tidak ada asesmen formatif. Fokus pada kehadiran, keamanan, dan kenyamanan murid," jelasnya.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=mitigasi bencana, kurikulum darurat, pembelajaran pasca bencana, skenario pendidikan&post-url=aHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8zMC8yMjA1MzU5MS9rZW1kaWtkYXNtZW4tdGVyYXBrYW4tdGlnYS1za2VuYXJpby1wZW1iZWxhamFyYW4tZGktd2lsYXlhaC10ZXJkYW1wYWs=&q=Kemdikdasmen Terapkan Tiga Skenario Pembelajaran di Wilayah Terdampak Bencana§ion=Nasional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Kemudian, skenario tiga sampai 12 bulan untuk beberapa sekolah yang harus dibangun lagi dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Kurikulum adaptif berbasis krisis, integrasi mitigasi bencana ke mata pelajaran yang relevan. Kemudian program pemulihan pembelajaran, pembelajaran fleksibel dan diferensiasi," ucapnya.
Jadwal sekolah juga disesuaikan dengan kondisi siswa yang mungkin masih mengungsi, penerapan blended atau hybrid learning memungkinkan untuk dilakukan.
Baca juga: Siswa Korban Bencana Sumatera Tak Perlu Pakai Seragam Saat Belajar di Tenda
Sementara untuk skenario ketiga, yakni satu sampai tiga tahun bagi siswa yang sekolahnya telah hilang diterjang banjir.
"Skenario lanjutan 1 sampai 3 tahun karena beberapa sekolah ada yang memang betul-betul hilang dan harus dibangun sekolah baru yang memang waktunya membutuhkan waktu lebih dari satu tahun," ucapnya.
Maka, para siswa akan belajar dengan integrasi permanen pendidikan kebencanaan, penguatan kualitas pembelajaran, dan pembelajaran inklusif berbasis ketahanan, serta sistem monitoring dan evaluasi pendidikan darurat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



