ANAK kucing yang lahir dari induk yang sama sering kali memiliki tampilan yang sangat berbeda. Dalam satu kelahiran, bisa ditemukan anak kucing berbulu hitam, putih, belang, tabby, tortoiseshell, hingga calico, dengan panjang bulu yang juga tidak sama.
Kondisi ini membuat banyak orang bertanya-tanya, mengapa saudara kucing tidak selalu terlihat mirip seperti saudara manusia?
Menurut laporan Live Science, jawabannya terletak pada dua hal utama, yakni kompleksitas genetika warna bulu kucing dan sistem reproduksi unik pada kucing betina.
Genetika Warna Bulu Kucing yang Sangat KompleksWarna dan pola bulu kucing ditentukan oleh banyak gen yang bekerja secara bersamaan. Tidak hanya satu gen yang menentukan warna bulu, melainkan kombinasi dari gen warna dasar, gen pola, gen bercak, hingga gen panjang rambut.
Profesor biologi dari Washington University di St. Louis, Jonathan Losos menjelaskan bahwa genetika bulu kucing sangat rumit karena beberapa gen dapat menimpa gen lainnya. Artinya, meskipun seekor kucing membawa gen warna tertentu, hasil akhirnya bisa berbeda tergantung gen mana yang lebih dominan.
Sebagai contoh, terdapat mutasi gen yang dikenal sebagai "dominant white", yang dapat membuat bulu kucing tampak putih sepenuhnya, meskipun secara genetik ia juga membawa warna lain. Ada pula gen yang mengatur pola seperti tabby atau belang, yang bekerja bersama gen warna untuk membentuk tampilan akhir bulu.
Sistem Hierarki Gen dalam Warna dan PolaGen warna bulu kucing bekerja dalam sistem “hierarki”. Beberapa gen memiliki pengaruh lebih kuat dibanding gen lainnya. Inilah yang menyebabkan dua anak kucing dengan induk yang sama bisa menampilkan hasil yang sangat berbeda, meskipun secara genetis mereka memiliki banyak kesamaan.
Bahkan, hanya dengan beberapa kombinasi gen saja, hasilnya bisa sangat bervariasi, mulai dari warna solid, bercak, hingga pola yang kompleks.
Sebagian warna dan pola bulu kucing juga berkaitan dengan jenis kelamin. Beberapa gen warna berada pada kromosom X. Karena kucing betina memiliki dua kromosom X, sementara jantan hanya satu, variasi warna yang mungkin muncul pada kucing betina menjadi lebih banyak.
Itulah sebabnya pola seperti calico dan tortoiseshell hampir selalu ditemukan pada kucing betina. Sementara kucing jantan umumnya memiliki variasi warna yang lebih terbatas.
Fenomena Banyak Ayah dalam Satu KelahiranSelain faktor genetik, ada satu hal lain yang membuat anak kucing dalam satu kelahiran tampak sangat berbeda, yakni multiple paternity atau memiliki lebih dari satu ayah. Kucing betina termasuk hewan dengan ovulasi terinduksi. Artinya, sel telur baru dilepaskan setelah ia kawin.
Dalam satu masa birahi, kucing betina bisa melepaskan beberapa sel telur. Jika ia kawin dengan beberapa kucing jantan dalam rentang waktu yang berdekatan, maka setiap sel telur tersebut bisa dibuahi oleh pejantan yang berbeda.
Akibatnya, satu kelahiran kucing bisa memiliki lebih dari satu ayah. Dalam kondisi ini, sebagian anak kucing hanya memiliki sekitar 25 persen kesamaan genetik, sehingga perbedaan fisik menjadi semakin besar.
Fenomena ini dikenal sebagai "heteropaternal superfecundation" dan tidak hanya terjadi pada kucing, tetapi juga pada anjing, domba, dan sapi. Meski sangat jarang, kasus serupa bahkan pernah dilaporkan pada manusia.
Para ilmuwan belum sepenuhnya mengetahui mengapa fenomena ini cukup umum pada kucing. Namun, ada teori yang menyebut bahwa ovulasi terinduksi merupakan cara yang lebih efisien secara biologis, karena tubuh betina tidak membuang energi untuk sel telur yang tidak dibutuhkan.
Selain itu, memiliki anak dengan ayah yang berbeda dalam satu kelahiran juga meningkatkan keragaman genetik. Menurut Losos, keragaman genetik umumnya menguntungkan karena dapat meningkatkan daya tahan populasi terhadap penyakit dan perubahan lingkungan.
Perbedaan warna dan pola pada anak kucing yang bersaudara bukanlah hal aneh. Kombinasi genetika yang kompleks, pengaruh jenis kelamin, serta kemungkinan memiliki lebih dari satu ayah dalam satu kelahiran membuat setiap anak kucing tampil unik. Justru, keragaman inilah yang menjadi salah satu daya tarik dan kekayaan biologis pada kucing.
Sumber: Live Science.





