Bursa Asia bergerak tanpa arah yang jelas pada perdagangan di Selasa (30/12). Investor cenderung menahan diri dan sejumlah bursa bersiap tutup atau beroperasi dengan jam perdagangan terbatas jelang akhir dari 2025.
Dilansir Rabu (31/12), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Hampir semua bursa mengalami koreksi dalam perdagangan kali ini:
- Hang Seng (Hong Kong): Naik 0,71% ke 25.854,60
- CSI 300 (China): Naik 0,26% ke 4.651,28
- Shanghai Composite (China): Stabil dalam kisaran 3.965,12
- Nikkei 225 (Jepang): Turun 0,37% ke 50.339,48
- Topix (Jepang): Turun 0,51% ke 3.408,97
- Kospi (Korea Selatan): Turun 0,15% ke 4.214,17
- Kosdaq (Korea Selatan): Turun 0,76% ke 925,47
Tekanan kembali muncul pada saham-saham teknologi berkapitalisasi besar yang membebani sentimen pasar secara keseluruhan. Pelemahan tersebut membuat investor enggan menambah eksposur risiko, terutama di tengah valuasi pasar yang sudah tinggi menjelang penutupan tahun dari 2025.
Pelaku pasar juga bersikap hati-hati menjelang rilis risalah rapat dari Federal Reserve (The Fed) Desember. Ia diperkirakan akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai pertimbangan pembuat kebijakan setelah keputusan suku bunga terbaru serta prospek kebijakan moneter ke depan dari Amerika Serikat (AS).
Pasar semakin memperhitungkan kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut pada 2026. Hal ini terjadi seiring tekanan inflasi yang mulai mereda dan pertumbuhan ekonomi menunjukkan tanda-tanda moderasi.
Baca Juga: Market Cap Tembus Rp16.000 Triliun, BEI Klaim Pasar Saham RI Lampaui Singapura Hingga Thailand
Meski demikian, ketidakpastian masih menyelimuti waktu dan kecepatan penurunan suku bunga, terutama jika data ekonomi tetap menunjukkan ketahanan di AS. Kondisi tersebut membuat pergerakan pasar global cenderung terbatas dengan partisipasi perdagangan yang tipis menjelang libur akhir tahun dari 2025.




