JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) terus memantau penanganan kasus kematian bocah 9 tahun, yang merupakan anak politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Cilegon, Banten, Maman Suherman.
Terkait perkara itu, Komisioner Kompolnas, Yusuf Warsyim menyoroti ihwal kamera pengawas atau CCTV di lokasi kejadian, yakni rumah korban yang tidak berfungsi.
Ia menilai, pihak kepolisian perlu menyelidiki apakah ada unsur kesengajaan atau tidak.
"Sebagimana yang sudah pernah disampaikan mantan Kabareskrim pak Ito (Sumardi) itu, saya kira sepakat gitu, soal CCTV yang tidak berfungsi itu perlu didalami," kata Yusuf dalam dialog Kompas Petang di KompasTV, Selasa (31/12/2025).
Baca Juga: Ketua DPP PKS Harap Polisi Segera Ungkap Pembunuhan Anak di Cilegon: Kami Berharap Ada Rasa Aman
"Dari kemarin-kemarin ketika disebut tidak berfungsi itu menjadi pertanyaan saya, apa tidak berfungisnya itu, sengaja atau tidak di sengaja, rumah sebesar itu tidak update terhadap CCTV," ujarnya
Sebab itu, ia menilai perihal CCTV tersebut perlu dijelaskan secara transparan apakah semuanya tidak berfungsi atau hanya di posisi yang mengarah pada ruang TKP.
"Ini yang masih perlu kami melakukan pendalaman permintaan klarifikasi dalam prosesnya, dan ini perlu dijelaskan secara transparan apakah semua CCTV yang ada di rumah tersebut tidak berfungsi?" tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, anak politikus PKS, Maman Suherman yang berusia 9 tahun ditemukan meninggal dunia di rumahnya yang berada di Cilegon, Banten pada 16 Desember 2025.
Saat ditemukan, korban dalam kondisi berlumuran darah dengan sejumlah luka akibat senjata tajam.
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV
- kematian anak politikus pks
- cilegon
- cctv
- kompolnas
- cctv mati
- tkp





