Dolar Menguat Usai Risalah The Fed, Pasar Cermati Arah Kebijakan Suku Bunga 2026

wartaekonomi.co.id
11 jam lalu
Cover Berita
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan di Selasa (30/12). Ia mempertahankan kenaikannya setelah rilis risalah rapat dari Federal Reserve (The Fed) Desember.

Dilansir dari Reuters, Rabu (31/12), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,19% ke 98,19.

Baca Juga: BCA Rilis Fitur Poket Rupiah di myBCA, Satu Rekening Bisa Kelola Berbagai Tujuan Keuangan

Perdagangan masih berlangsung sepi karena libur akhir tahun, dan para analis mengingatkan agar pelaku pasar tidak menarik kesimpulan berlebihan dari pergerakan harga dalam beberapa hari terakhir. Meski demikian, dolar masih berada di jalur mencatat kinerja tahunan terburuk sejak 2017.

Risalah Federal Reserve 9–10 Desember menunjukkan bahwa bank sentral itu sepakat memangkas suku bunga hanya setelah melalui perdebatan yang sangat mendalam mengenai risiko yang dihadapi perekonomian dari Amerika Serikat.

Proyeksi terbaru yang dirilis menunjukkan bank sentral hanya memperkirakan satu kali penurunan suku bunga pada tahun depan. Pernyataan kebijakan terbaru juga mengindikasikan bank sentral kemungkinan akan menahan suku bunga untuk sementara waktu hingga data ekonomi baru menunjukkan inflasi kembali melambat atau tingkat pengangguran meningkat lebih besar dari perkiraan.

Sementara itu, pelaku pasar saat ini memperkirakan penurunan suku bunga sekitar lima puluh basis poin sepanjang tahun depan.

“Kita tidak memiliki arah yang jelas dari kebijakan The Fed. Hal itu tercermin pada pergerakan dolar, nilai tukar mata uang, serta imbal hasil obligasi pemerintah dari AS,” kata Analis Senior FX Street, Joseph Trevisani.

“Jika kita mencari pergerakan baru pada awal tahun depan, baik pada dolar maupun suku bunga, kita harus melihat data ekonomi sebagai pendorong utamanya," tambahnya.

Baca Juga: Pilkada Jalan Tengah untuk Menekan Biaya Politik dan Politik Uang

Data Oktober menunjukkan harga rumah naik dengan laju tahunan paling lambat dalam lebih dari 13 tahun. Kondisi tersebut dipandang sebagai sinyal awal membaiknya keterjangkauan dalam sektor perumahan yang selama ini mengalami tekanan.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Harga Kebutuhan Pokok Melonjak Saat Momen Nataru, Sandiaga Uno Gelar Bazar Sembako Murah di Jakarta Utara
• 17 jam lalutvonenews.com
thumb
Rumah Baru untuk Si Kecil
• 23 jam lalukumparan.com
thumb
Teater Drama Mariupol Dibuka Kembali Usai Hancur Dibom pada 2022
• 16 jam laludetik.com
thumb
Polda Metro: Ada 7.426 Kasus Narkoba di 2025, Naik 1,1% Dibanding 2024
• 6 jam lalukumparan.com
thumb
BNPB Update Korban Bencana Sumatera: 1.154 Orang Meninggal Dunia, 165 Hilang
• 11 menit lalukompas.tv
Berhasil disimpan.