Jangkau Daerah Terisolasi dengan Sepeda Motor Modifikasi dan Jalan Kaki, Tim EMT Unismuh Makassar Bawa Bantuan Logistif di Desa Serule Aceh Tengah

harianfajar
2 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, MAKASSAR—Medan berat dan akses yang terputus tidak menyurutkan langkah Emergency Medical Team (EMT)–MDMC Universitas Muhammadiyah Makassar untuk menjangkau warga di wilayah terdampak bencana.


Pada hari kedua penugasan di Aceh Tengah, Selasa 30 Desember 2025, tim akhirnya berhasil tiba di Desa Serule, salah satu desa yang hingga kini masih terisolasi akibat banjir, longsor, dan kerusakan infrastruktur.


Ketua Tim Kesehatan MDMC Unismuh Makassar, dr. Fahmi, mengatakan perjalanan menuju Desa Serule dilakukan dengan dua jalur berbeda, yakni udara dan darat, menyesuaikan kondisi medan dan kebutuhan logistik.


“Tim kami dibagi dua. Sebagian berangkat melalui udara menggunakan helikopter BNPB, sementara tim lainnya menempuh jalur darat dengan sepeda motor modifikasi dan berjalan kaki,” ujar dr. Fahmi saat dikonfirmasi, Rabu, 31 Desember 2025.


Tim pertama berangkat melalui jalur udara dengan helikopter BNPB menuju Desa Serule. Tim ini terdiri atas lima personel EMT Unismuh Makassar dan satu warga lokal.


Mereka membawa logistik medis dan logistik umum untuk kebutuhan operasional tim selama lima hingga tujuh hari ke depan. Perjalanan udara berlangsung relatif lancar dan hanya memakan waktu sekitar 40 menit.

Setibanya di Desa Serule, tim disambut antusias oleh warga. Bersama masyarakat setempat, tim menurunkan logistik dan mulai menyiapkan posko kesehatan di Kantor Desa Serule, yang akan difungsikan sebagai Mini Puskesmas selama masa pelayanan.


Sementara itu, Tim kedua berangkat dari Takengon melalui jalur darat pada pukul 12.00 WIB, didampingi oleh Dinas Kesehatan Aceh Tengah.


Tim ini beranggotakan enam personel EMT Unismuh Makassar dan satu anggota MDMC Aceh Tengah. Perjalanan dimulai dari Takengon menuju Bintang, lalu dilanjutkan ke Desa Serule dengan bantuan warga lokal menggunakan sepeda motor modifikasi.


Namun, kondisi medan yang ekstrem membuat perjalanan jauh dari mudah. Hujan deras yang terus mengguyur menyebabkan jalan berubah menjadi lumpur tebal, memaksa tim berjalan kaki sejauh sekitar 12 kilometer sambil menarik motor agar bisa keluar dari kubangan lumpur.


“Kondisi jalan sangat berat. Banyak titik tertutup pepohonan tumbang, tiang listrik roboh, tumpukan longsor, dan aspal yang sudah tidak lagi berbentuk jalan,” kata dr. Fahmi.


Medan paling sulit ditemui di wilayah Desa Atu Payung, dengan lumpur setinggi betis orang dewasa dan tanjakan curam sepanjang kurang lebih 30 meter.


Selain itu, kondisi kendaraan yang tidak selalu prima turut menjadi tantangan, sehingga memperlambat perjalanan. Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 jam, Tim kedua akhirnya tiba di Desa Serule pada pukul 21.50 WIB.


Setibanya di lokasi, seluruh personel tim beristirahat untuk memulihkan kondisi fisik. Rabu, 31 Desember 2025, EMT–MDMC Unismuh Makassar dijadwalkan mulai menjalankan layanan kesehatan dengan membagi tim menjadi dua.


Tim pertama akan membuka pelayanan kesehatan di Kantor Desa Serule, sementara Tim kedua melakukan pelayanan kesehatan mobile ke Desa Atu Payung, termasuk kunjungan door to door bagi warga yang tidak dapat menjangkau posko.


“Kami mohon doa agar seluruh rangkaian pengabdian ini berjalan lancar dan membawa manfaat bagi masyarakat,” ujar dr. Fahmi.(wis)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Wamenkeu Ungkap Strategi Antisipasi Belanja APBN Tak Numpuk dan Sekadar Cair di Akhir Tahun
• 21 jam lalukompas.tv
thumb
KAI Logistik Angkut Lebih dari 2.000 Ton Selama Periode Natal
• 16 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Jawaban Waketum PSSI Soal John Herdman Jadi Pelatih Timnas
• 20 jam lalumerahputih.com
thumb
Ngerinya Bajaj Penyek Terimpit Trailer Vs Trailer di Marunda
• 5 jam laludetik.com
thumb
Rupiah Diramal Loyo Jelang Tutup Tahun Imbas Risalah The Fed
• 2 jam lalukatadata.co.id
Berhasil disimpan.