BNPT: 112 Anak Terpapar Radikalisme Lewat Game Online dan Media Sosial Sepanjang 2025

viva.co.id
2 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan sebanyak 112 anak di 26 provinsi teradikalisasi di ruang digital melalui game online atau permainan daring dan media sosial sepanjang tahun 2025.

Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Eddy Hartono menyebutkan mereka berinteraksi dengan konten radikal terorisme, mengalami kerentanan psikologis, hingga terlibat dalam fenomena lone actor atau aktor tunggal tanpa adanya pertemuan fisik.

Baca Juga :
Terungkap! Penyebab 4 Orang Tewas Sekeluarga dalam Mobil di Tol karena Terpapar Gas Karbon Monoksida
LRT Jakarta Beroperasi Sampai Jam 2 Dini Hari pada Malam Tahun Baru

“Anak-anak yang terpapar menjadi perhatian serius negara. BNPT bersama Tim Koordinasi Perlindungan Khusus bagi Anak Korban Jaringan Terorisme terus memastikan upaya rehabilitasi, pendampingan psikososial, dan perlindungan hak anak berjalan optimal,” kata Eddy dalam acara Pernyataan Pers Akhir Tahun dan Perkembangan Tren Terorisme Indonesia Tahun 2025 di Jakarta, Selasa, seperti dipantau secara daring.

Eddy menuturkan jaringan terorisme atau simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) atau Ansharuh Daulah (AD) saat ini menargetkan proses radikalisasi terhadap anak dan remaja.

Terhadap kasus rekrutmen, kata dia, menunjukkan anak yang direkrut tidak pernah bertemu perekrut langsung dan melakukan baiat mandiri.

Disebutkan bahwa rentang usia anak yang terpapar saat ini rata-rata 13 tahun (usia terendah 10 tahun, tertinggi 18 tahun), jauh lebih muda dibandingkan rata-rata pelaku terorisme Indonesia periode 2014-2019 yang berada pada rentang usia 28-35 tahun.

Menurut dia, jaringan atau simpatisan tersebut memanfaatkan kerentanan psikologis remaja pada aspek emosi, perilaku, dan pola pikir, yang dibuktikan bahwa mayoritas anak-anak yang terpapar mengalami trauma secara emosional, seperti perundungan (bullying) serta keluarga tidak utuh (broken home).

"Ini yang terus kami jadi pekerjaan rumah (PR) ke depan, bahwa anak-anak ini tetap menjadi penantian kami untuk melakukan upaya rehabilitasi," ungkapnya.

Merespons kondisi tersebut, BNPT memperkuat strategi kontraradikalisasi dengan mengoordinasikan berbagai program pencegahan, antara lain Sekolah Damai, Kampus Kebangsaan, Desa Siapsiaga, serta penguatan peran Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 36 provinsi.

BNPT juga membentuk Satuan Tugas Kontra Radikalisasi lintas delapan kementerian/lembaga untuk menyebarluaskan narasi perdamaian dan memperkuat ideologi Pancasila di lingkungan pendidikan dan masyarakat.

Eddy menegaskan perlindungan ruang digital bagi anak merupakan bagian dari upaya deteksi dini dan keterlibatan dini (early warning system dan early engagement) guna memutus mata rantai penyebaran ideologi radikal terorisme.

Baca Juga :
BNPT Ungkap 21.199 Konten Radikal Sepanjang 2025, Anak Jadi Sasaran Rekrutmen Terorisme
Rute Transjakarta yang Beroperasi hingga Pukul 2 Pagi saat Malam Tahun Baru
Hakim MK Anwar Usman Mau Pensiun, MA Buat Pansel Cari Penggantinya

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
[FULL] Kapolri Listyo Soroti Demo Agustus Saat Buka Laporan Akhir Tahun 2025 Polri
• 21 jam lalukompas.tv
thumb
Tradisi Makan 12 Anggur Saat Tahun Baru
• 2 jam lalubeautynesia.id
thumb
Arah Saham Adaro Andalan (AADI) 2026 di Tengah Volatilitas Batu Bara
• 20 jam lalubisnis.com
thumb
5 Makanan Pembawa Keberuntungan untuk Sambut Tahun Baru
• 2 jam lalubeautynesia.id
thumb
Aktor Banjir Kayu di Sumatera
• 6 jam lalukompas.com
Berhasil disimpan.