Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan militer antara China dengan Taiwan kembali mencuat. Dalam manuver militer terbesar dalam beberapa tahun terakhir, China menggelar latihan militer berskala luas dengan mengerahkan puluhan jet tempur dan kapal perang untuk mengepung wilayah Taiwan.
Latihan ini, yang berlangsung sejak Senin (29/12/2025) waktu setempat, memperlihatkan puluhan pesawat tempur, kapal perang serta kapal penjaga pantai China yang beroperasi di sekitar pulau demokratis tersebut.
Aktivitas ini dinilai sebagai yang paling intensif sejak 2022.
//FMG_Tag - IMPULSE var _ContextAdsPublisher = window.parent.document.createElement('script'); _ContextAdsPublisher.type = 'text/javascript'; _ContextAdsPublisher.async = true; _ContextAdsPublisher.id = "cads-generic"; _ContextAdsPublisher.src = window.parent.document.location.protocol + '//cdn.contextads.live/publishers/cads-generic.min.js?product=impl'; var _scripter = window.parent.document.getElementsByTagName('script')[0]; _scripter.parentNode.insertBefore(_ContextAdsPublisher, _scripter); //FMG_Tag - VIBE var _ContextAdsPublisher = window.parent.document.createElement('script'); _ContextAdsPublisher.type = 'text/javascript'; _ContextAdsPublisher.async = true; _ContextAdsPublisher.id = "cads-generic"; _ContextAdsPublisher.src = window.parent.document.location.protocol + '//cdn.contextads.live/publishers/cads-generic.min.js?product=vibe'; var _scripter = window.parent.document.getElementsByTagName('script')[0]; _scripter.parentNode.insertBefore(_ContextAdsPublisher, _scripter); //FMG_Tag - RC var _ContextAdsPublisher = window.parent.document.createElement('script'); _ContextAdsPublisher.type = 'text/javascript'; _ContextAdsPublisher.async = true; _ContextAdsPublisher.id = "cads-generic"; _ContextAdsPublisher.src = window.parent.document.location.protocol + '//cdn.contextads.live/publishers/cads-generic.min.js?product=rc'; var _scripter = window.parent.document.getElementsByTagName('script')[0]; _scripter.parentNode.insertBefore(_ContextAdsPublisher, _scripter); //FMG_Tag - expandedFloor var _ContextAdsPublisher = window.parent.document.createElement('script'); _ContextAdsPublisher.type = 'text/javascript'; _ContextAdsPublisher.async = true; _ContextAdsPublisher.id = "cads-generic"; _ContextAdsPublisher.src = window.parent.document.location.protocol + '//cdn.contextads.live/publishers/cads-generic.min.js?product=sf'; var _scripter = window.parent.document.getElementsByTagName('script')[0]; _scripter.parentNode.insertBefore(_ContextAdsPublisher, _scripter);Beijing menyatakan latihan mencakup simulasi serangan darat dan laut, tembakan langsung, serta skenario pemblokadean pelabuhan-pelabuhan utama Taiwan.
Administrasi Keselamatan Maritim China kemudian menetapkan tujuh zona latihan tembak langsung, lebih banyak dibanding rencana awal lima zona.
Lokasi-lokasi latihan ini juga disebut berada lebih dekat ke wilayah Taiwan dibanding manuver-manuver sebelumnya, memperkuat sinyal tekanan militer Beijing terhadap Taipei.
Dengan meningkatnya eskalasi militer tersebut, menarik untuk melihat seperti apa peta kekuatan militer China dan Taiwan.
Mengacu pada data Global Fire Power (GFP) 2025, kemampuan militer kedua negara tercermin melalui Power Index yaitu indikator yang mengukur kekuatan militer suatu negara berdasarkan aspek personel, persenjataan, logistik, anggaran, hingga kesiapan tempur.
Dalam perhitungannya, semakin kecil nilai indeksnya maka semakin kuat posisi militernya.
Pada 2025, China mencatat Power Index sebesar 0,078, jauh lebih unggul dibandingkan Taiwan yang berada di level 0,398. Perbedaan ini menunjukkan adanya kesenjangan cukup lebar dalam hal kapabilitas militer kedua negara.
Dari sisi peringkat global, China menempati urutan ke-3 kekuatan militer dunia, menjadikannya salah satu kekuatan utama di bawah Amerika Serikat dan Rusia.
Sementara itu, kekuatan militer Taiwan berada di peringkat ke-22 dunia, terpaut cukup jauh dibandingkan Beijing.
//
Berdasarkan delapan indikator penilaian yang digunakan GFP, China tercatat mendominasi hampir seluruh aspek kekuatan militer dibandingkan Taiwan.
Beijing unggul pada tujuh indikator, mulai dari jumlah personel militer, kekuatan angkatan udara, darat, dan laut, hingga kapasitas sumber daya alam, dukungan anggaran pertahanan, serta kemampuan logistik.
Satu-satunya indikator di mana Taiwan dinilai lebih unggul adalah faktor geografi.
Sebagai negara pulau dengan karakter medan pertahanan yang kompleks, Taiwan memiliki keuntungan strategis dalam hal posisi wilayah, topografi, dan akses perairan yang dinilai mendukung strategi pertahanan defensif.
//
Dari peta kekuatan militernya, China terlihat unggul hampir di seluruh parameter utama, terutama yang berkaitan dengan skala dan jumlah alutsista.
Pada jumlah personel, China memiliki tentara aktif sebanyak 2.035.000 personel jauh lebih besar dibandingkan Taiwan yang hanya memiliki 215.000 personel aktif.
Keunggulan tersebut juga terlihat jelas pada sisi pendanaan pertahanan. Anggaran militer China pada 2025 tercatat mencapai US$266,85 miliar, sementara Taiwan hanya sebesar US$19,74 miliar. Skala pembiayaan yang timpang ini berperan besar dalam mendukung modernisasi alutsista China, pengembangan teknologi militer, serta peningkatan kesiapan tempur.
Pada kekuatan udara, China memiliki 1.212 pesawat tempur, jauh lebih banyak dibanding Taiwan yang mempunyai 285 unit.
Sementara di persenjataan laut, China mendominasi dengan 754 armada laut aktif, sedangkan Taiwan hanya memiliki 97 armada. Dominasi armada ini meliputi kapal selam, kapal perusak, fregat, hingga kapal induk yang menunjukkan kekuatan maritim Beijing.
//
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
(evw/evw)



