- 1. Tidak Memisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis
- 2. Tidak Memiliki Dana Darurat Usaha
- 3. Mengabaikan Arus Kas
- 4. Bergantung pada Satu Klien Utama
- 5. Mengambil Utang Berbunga Tinggi Tanpa Perhitungan
- 6. Tidak Memiliki Anggaran dan Perencanaan Keuangan
- 7. Merekrut Karyawan Terlalu Cepat
- 8. Menetapkan Harga Terlalu Rendah
- 9. Tidak Berinvestasi untuk Pertumbuhan Bisnis
- 10. Menunda Kewajiban Pajak
- 11. Mengabaikan Asuransi Usaha
- 12. Tidak Memiliki Laporan Keuangan
Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak pemilik bisnis sangat unggul dalam mengembangkan produk atau jasa. Namun, kemampuan tersebut sering tidak diimbangi dengan pengelolaan keuangan yang baik.
Akibatnya, tidak sedikit pelaku usaha terjebak dalam kesalahan keuangan terbesar yang dilakukan pemilik bisnis, terutama pada fase awal pendirian hingga saat bisnis mulai berkembang.
Menurut data Reserve Bank of India, sebagian besar UMKM masih beroperasi secara informal tanpa pencatatan keuangan yang rapi dan riwayat kredit yang jelas. Kondisi ini membuat bisnis rentan terhadap krisis, sulit mengakses pembiayaan, dan gagal berkembang secara berkelanjutan.
1. Tidak Memisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis
Salah satu kesalahan keuangan terbesar yang dilakukan pemilik bisnis adalah mencampur uang pribadi dengan uang usaha. Akibatnya, pemilik sulit mengetahui laba sebenarnya, kesulitan membayar pajak, dan tidak punya gambaran kondisi keuangan bisnis. Solusinya, gunakan rekening terpisah dan catat setiap transaksi secara disiplin.
Banyak bisnis berjalan dari bulan ke bulan tanpa cadangan dana. Ketika penjualan turun, klien terlambat membayar, atau muncul biaya tak terduga, arus kas langsung terguncang. Idealnya, bisnis memiliki dana darurat minimal untuk menutup 2-3 bulan biaya operasional.
3. Mengabaikan Arus KasBanyak pemilik bisnis terjebak pada angka laba. Padahal, arus kas lebih penting daripada keuntungan di atas kertas. Tagihan besar tidak berarti apa-apa jika uang belum masuk ke rekening. Pemantauan dan proyeksi arus kas rutin adalah keharusan.
4. Bergantung pada Satu Klien UtamaJika lebih dari 40% pendapatan berasal dari satu klien, bisnis berada dalam posisi berisiko tinggi. Keterlambatan pembayaran atau pemutusan kontrak bisa langsung mengguncang keuangan. Diversifikasi pelanggan adalah kunci stabilitas bisnis.
5. Mengambil Utang Berbunga Tinggi Tanpa PerhitunganUtang memang bisa mempercepat pertumbuhan, tetapi juga menjadi jebakan. Mengandalkan kartu kredit atau pinjaman berbunga tinggi tanpa strategi pelunasan adalah kesalahan keuangan fatal. Jika bunga lebih tinggi dari margin bisnis, maka model usaha perlu dievaluasi.
6. Tidak Memiliki Anggaran dan Perencanaan KeuanganMenjalankan bisnis tanpa anggaran sama dengan berjalan tanpa arah. Tanpa perencanaan, pengeluaran sulit dikendalikan dan potensi pemborosan meningkat. Anggaran sederhana sudah cukup asalkan dievaluasi secara berkala.
7. Merekrut Karyawan Terlalu CepatLonjakan permintaan sesaat sering mendorong pemilik bisnis menambah tenaga kerja. Padahal, gaji adalah biaya tetap yang tetap harus dibayar meski penjualan menurun. Solusinya, rekrut secara bertahap sesuai permintaan yang stabil.
8. Menetapkan Harga Terlalu RendahTakut kehilangan pelanggan membuat banyak pemilik bisnis memasang harga terlalu murah. Dalam jangka panjang, ini menyebabkan margin tipis, kelelahan, dan sulit berkembang. Harga harus menutup biaya, memberi keuntungan, dan memungkinkan reinvestasi.
9. Tidak Berinvestasi untuk Pertumbuhan BisnisSebagian pemilik bisnis terlalu fokus bertahan, hingga lupa berkembang. Tidak berinvestasi pada teknologi, pemasaran, atau sistem membuat bisnis tertinggal dari pesaing. Pertumbuhan butuh keberanian yang terukur.
10. Menunda Kewajiban PajakMenunda pajak berarti menumpuk masalah. Denda dan bunga bersifat akumulatif dan langsung menggerus laba bisnis. Jika kewalahan, gunakan jasa akuntan agar bisnis tetap patuh dan aman.
11. Mengabaikan Asuransi UsahaBanyak UMKM menganggap asuransi sebagai biaya tambahan. Padahal, satu insiden seperti kebakaran atau pencurian bisa menghapus hasil kerja bertahun-tahun. Asuransi dasar adalah perlindungan penting, bukan pengeluaran sia-sia.
12. Tidak Memiliki Laporan KeuanganTanpa laporan keuangan bulanan, pemilik bisnis hanya mengandalkan perasaan. Padahal, keputusan besar harus berbasis data. Spreadsheet sederhana pun sudah cukup untuk memantau kesehatan usaha.
(dag/dag)



