Proses turun dari pesawat seringkali jadi momen yang menguji kesabaran dan juga emosi.
Begitu roda menyentuh landasan, suasana kabin sering berubah seperti garis start lomba lari, penumpang berdiri terburu-buru, berebut membuka bagasi kabin, dan memaksa maju sebelum gilirannya.
Menurut sejumlah pramugari Amerika Serikat, ada satu perilaku yang dinilai paling tidak sopan dan hampir selalu membuat kru pesawat frustrasi, yaitu "aisle lice".
Apa itu Aisle Lice?Dilansir Reader Digest, aisle lice adalah sebutan untuk penumpang yang langsung berdiri begitu pesawat berhenti, bahkan sebelum lampu sabuk pengaman dimatikan, mendorong diri ke lorong untuk mencoba turun lebih cepat dari barisan di depannya.
“Itu seperti potong antrean di Disney World, tapi terjadi di seluruh dunia,” ujar pramugari Cecily Anderson.
Selain membuat penumpang lain kesal, perilaku ini justru memperlambat proses deplaning secara keseluruhan.
Masalahnya bukan sekadar tidak sopan. Penumpang yang menyerobot sering menghalangi mereka yang benar-benar membutuhkan jalan cepat, seperti penumpang dengan koneksi pesawat hanya beberapa menit lagi.
“Kami sering meminta penumpang yang tidak memiliki penerbangan lanjutan untuk tetap duduk, agar yang buru-buru bisa lewat, tapi selalu saja ada yang mengabaikan,” kata Anderson.
Di beberapa bandara besar seperti Dallas/Fort Worth atau Washington Dulles, jarak antara gerbang bisa lebih dari 1,5–2 kilometer. Beberapa menit yang terbuang karena aisle lice bisa membuat seseorang ketinggalan pesawat.
Etika Turun Pesawat yang BaikMenurut para pramugari, aturan sebenarnya sederhana:
Tetap duduk hingga giliran baris kamu. Berdiri untuk sekadar meluruskan kaki boleh, tapi jangan mengambil posisi di lorong.
Siapkan barang bawaan sejak awal. Jangan baru mencari tas, jaket, atau sepatu saat sudah waktunya turun.
Patuhi pengumuman kru. Jika diminta memberi jalan bagi penumpang dengan koneksi ketat, ikuti instruksi.
Bergerak tanpa menghalangi. Jangan berdiri di lorong atau membuka bagasi saat pesawat masih berjalan.
Ucapkan terima kasih. Hal kecil ini sangat berarti bagi kru yang kebanyakan tidak dibayar selama proses naik dan turun penumpang.
Bukan Satu-Satunya Perilaku yang MenggangguSelain aisle lice, pramugari juga menyebut sejumlah kebiasaan lain yang sering membuat proses deplaning kacau, seperti:
Tidak siap saat giliran turun.
Membuka bagasi kabin ketika pesawat masih bergerak.
Menyimpan tas di kompartemen jauh dari kursi sendiri.
Meninggalkan sampah di kantong kursi.
Mendorong atau menyerobot penumpang lain.
Menghambat jalur di jembatan penghubung (jet bridge).
Dengan sedikit kesabaran dan rasa saling menghargai, proses turun pesawat bisa berjalan jauh lebih lancar.
“Kami sudah punya ritmenya, tinggal ikuti saja,” ujar pramugari Angela McMurray.
Pada akhirnya, semua orang akan keluar dari pesawat juga. Yang membedakan hanyalah apakah kita memilih keluar dengan tenang atau membuat orang lain kesal dalam prosesnya.





