Malang (beritajatim.com) – Universitas Islam Malang (Unisma) menutup lembaran tahun 2025 dengan penuh khidmat. Bertempat di Masjid Ainul Yaqin, Unisma menggelar acara akbar bertajuk “Dzikir, Muhasabah Akhir Tahun, dan Haul ke-16 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)” pada Rabu, (31/12/2025).
Kegiatan yang dimulai pukul 12.30 WIB ini dihadiri oleh jajaran pimpinan, civitas akademika, serta menghadirkan penceramah, KH. Kholili dari Pagak, Malang. Acara ini menjadi momentum strategis bagi kampus kebanggaan Nahdlatul Ulama tersebut untuk merefleksikan pencapaian tahun berjalan sekaligus menyatukan visi menyongsong tahun 2026.
Rektor Unisma, Prof. Drs. H. Junaidi, M.Pd., Ph.D., menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan sarana introspeksi menyeluruh.
“Dalam menutup tahun 2025 ini, kita menyelenggarakan kegiatan dzikir untuk tetap mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dalam rangkaiannya, kita juga menggelar muhasabah untuk menambah refleksi akhir tahun,” ujar Prof. Junaidi.
Ia menekankan pentingnya evaluasi, baik secara personal maupun kelembagaan. Menurutnya, pergantian tahun adalah waktu yang tepat untuk menakar apa yang telah dicapai dan apa yang masih menjadi pekerjaan rumah.
“Secara personal, apa yang sudah kita lakukan dalam satu tahun ini? Lebih-lebih kekurangan apa yang kita miliki untuk kemudian kita tutupi. Kebaikan-kebaikan akan kita tingkatkan di tahun 2026, dan kekurangan akan kita perbaiki,” tegasnya.
Momen akhir tahun ini terasa lebih spesial karena dirangkai dengan peringatan Haul ke-16 Presiden ke-4 RI, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang wafat pada 30 Desember 2009. Rektor mengajak seluruh hadirin untuk tidak sekadar mengenang, tetapi mempelajari perjalanan hidup Gus Dur serta para pendiri Unisma lainnya.
KH. Kholili dari Pagak yang memberikan ceramah refleksi akhir tahun (Foto: Dani Alifian)“Kita pelajari perjalanan hidup beliau-beliau untuk bisa mengetahui dan mewarisi nilai-nilai perjuangan mereka. Agar nilai tersebut memandu Unisma ke depan untuk menjadi perguruan tinggi berkelas dunia,” ungkap Prof. Junaidi.
Visi besar “Unisma Terbang Melesat Menuju World Class University” kembali digelorakan. Rektor berharap semangat keteladanan para tokoh bangsa tersebut menjadi bahan bakar bagi civitas akademika untuk membawa Unisma ke panggung global.
Prof. Junaidi menyampaikan permohonan maaf terbuka kepada seluruh civitas akademika jika terdapat kekurangan dalam pelayanan maupun interaksi selama tahun 2025.
“Mari kita tatap tahun 2026 dengan semangat yang lebih baik dan lebih kuat lagi. Mudah-mudahan kita semua berkenan untuk saling memaafkan,” tutup Rektor Unisma.
Acara puncak diisi dengan Mauidhoh Hasanah oleh KH. Kholili. Dalam ceramahnya, Kyai asal Pagak ini mengapresiasi Unisma yang dinilainya memiliki reputasi unggul sebagai perguruan tinggi NU, sehingga sangat layak menjadi pilihan utama umat.
Kyai Kholili kemudian memberikan refleksi mendalam tentang hakikat kehidupan. Ia menggunakan analogi sederhana namun menohok, mengibaratkan dunia sebagai sebuah pasar.
“Dunia hanya sebuah persinggahan. Hidup di dunia itu seperti masuk ke pasar. Apa kebutuhan primer kita? Segera dibeli (ndang dituku), karena pasar akan segera tutup,” tutur KH. Kholili.
Ia mengingatkan bahwa tujuan utama manusia diciptakan, sebagaimana firman Allah, adalah untuk beribadah (liya’budun). Oleh karena itu, umur yang bertambah seharusnya digunakan untuk memperbanyak bekal akhirat, seperti sholawat, manaqib, dan salat, bukan sekadar jalan-jalan tanpa tujuan yang jelas.
“Umur ditambahi itu untuk ibadah. Mau ke mana kita? Harus jelas tujuannya, yaitu untuk ibadah,” pesannya dalam tausiyah. (dan/but)



