FAJAR, BANDUNG — Nama Craig Goodwin mendadak mencuat dalam pusaran bursa transfer Super League 2025/2026. Winger kiri berpengalaman asal Australia itu sempat dikaitkan dengan Persebaya Surabaya, klub yang tengah bersiap melakukan perombakan skuad menyusul penunjukan Bernardo Tavares sebagai pelatih kepala baru.
Namun, jika ditelaah lebih dalam, Persib Bandung justru tampil sebagai destinasi paling rasional dan strategis bagi pemain berusia 33 tahun tersebut—baik dari sisi ambisi, stabilitas, hingga arah karier.
Craig Goodwin bukan sekadar winger asing. Ia adalah pemain dengan rekam jejak internasional, 30 caps bersama timnas Australia, pengalaman Eropa dan Timur Tengah, serta mental kompetisi level tinggi. Profil semacam ini menuntut satu hal: tim yang siap menang sekarang, bukan sekadar membangun ulang.
Persib: Klub Matang, Bukan Proyek Percobaan
Persib Bandung saat ini berada di puncak performa. Status sebagai juara bertahan Super League bukan sekadar label, melainkan cerminan stabilitas manajemen, kekuatan skuad, dan kejelasan visi.
Di bawah arahan Bojan Hodak, Persib bukan hanya konsisten di kompetisi domestik, tetapi juga secara terbuka membidik prestasi di pentas Asia. Inilah faktor pembeda paling signifikan dibanding Persebaya Surabaya.
Bagi Craig Goodwin—yang di usia 33 tahun memasuki fase akhir karier—bermain di klub dengan target realistis ke level Asia adalah daya tarik besar. Ia tak lagi berada pada fase “pembuktian”, melainkan fase kontribusi maksimal.
Persib memberi panggung itu.
Kesesuaian Gaya Bermain
Secara taktik, Goodwin adalah winger klasik modern: cepat, agresif, kuat dalam duel udara, dan piawai melepaskan umpan silang. Sistem Persib Bandung yang menitikberatkan permainan sayap, transisi cepat, serta eksploitasi ruang di half-space sangat cocok dengan karakter tersebut.
Di sisi lain, Persebaya Surabaya masih berada dalam fase transisi. Kedatangan Bernardo Tavares memang menjanjikan, tetapi Green Force masih mencari bentuk ideal, terutama di lini belakang dan struktur bertahan.
Bagi pemain seperti Goodwin, ketidakpastian sistem bisa menjadi risiko—terutama jika tuntutan hasil instan tak diiringi kestabilan kolektif.
Tekanan yang Berbeda
Tekanan di Persib dan Persebaya sama-sama besar, tetapi sifatnya berbeda. Di Surabaya, Goodwin berpotensi menjadi figur sentral yang diharapkan langsung mengangkat performa tim yang inkonsisten.
Di Bandung, ia datang sebagai bagian dari mesin yang sudah berjalan, bukan sebagai penyelamat. Peran ini jauh lebih ideal bagi pemain berpengalaman yang ingin fokus pada efektivitas, bukan beban ekspektasi berlebih.
Ambisi Asia sebagai Penentu
Satu faktor yang sulit dibantah: Persib sedang membangun kekuatan untuk Asia. Nama-nama seperti Joey Pelupessy, wacana naturalisasi, dan perburuan pemain berpengalaman menunjukkan arah jelas Maung Bandung.
Craig Goodwin, dengan pengalaman internasional dan mental turnamen besar, adalah tipe pemain yang relevan dengan misi tersebut.
Persebaya Surabaya, meski bersejarah dan fanatik, saat ini masih disibukkan dengan konsolidasi internal—mulai dari perombakan pemain asing hingga adaptasi filosofi pelatih baru.
Kesimpulan
Rumor ketertarikan Persebaya Surabaya terhadap Craig Goodwin memang masuk akal di atas kertas. Namun, jika berbicara soal tim paling siap, paling stabil, dan paling menjanjikan secara karier, maka jawabannya mengarah ke Bandung.
Persib bukan hanya menawarkan euforia, tetapi arah yang jelas.
Bagi Craig Goodwin, yang masih ingin memberi dampak besar di level kompetitif tertinggi Asia Tenggara, Persib Bandung adalah pilihan yang lebih logis daripada sekadar sensasional.
Dan dalam bursa transfer, keputusan terbaik sering kali bukan yang paling mengejutkan—melainkan yang paling masuk akal.




