Gubernur Sumbar Tolak Jembatan KA di Lembah Anai Dibongkar

kompas.id
3 jam lalu
Cover Berita

PADANG, KOMPAS — Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menegaskan pemerintah provinsi tidak setuju dengan rencana pembongkaran jembatan kereta api Warisan Dunia Unesco di Lembah Anai. Pemprov berkomitmen menjaga, melestarikan, dan mereaktivitasi jalur kereta bersejarah dan warisan budaya tersebut.

“Dapat saya pastikan, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tidak akan menyetujui pembongkaran jalur kereta api Lembah Anai. Fokus kita adalah reaktivasi dan pelestarian, bukan pembongkaran,” kata Mahyeldi, dikutip dari siaran pers, Rabu (31/12/2025).

Sebelumnya, Mahyeldi menerima audiensi komunitas heritage yang membahas pemeliharaan situs sejarah di Sumbar di ruang rapat Istana Gubernur, Selasa (30/12/2025). Pertemuan turut dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Jefrinal Arifin. 

Baca JugaKomunitas Tolak Pembongkaran Jembatan KA Warisan Dunia UNESCO di Lembah Anai

Mahyeldi mengaku heran bahwa isu pembongkaran jalur kereta api Lembah Anai itu berkembang di publik tanpa sepengetahuannya. Padahal, kebijakan Pemprov Sumbar jelas, yaitu menjaga dan melestarikan aset bersejarah. 

Terkait surat dari Direktorat Jenderal Kementerian Perhubungan yang sempat beredar, Mahyeldi menilai terjadi kesalahan komunikasi karena surat tersebut ditanggapi tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan Pemprov Sumbar. “Padahal, ini menyangkut aset strategis dan bersejarah,” katanya.

Menurut Mahyeldi, ia sebelumnya telah bertemu dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Menteri Perhubungan. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa tidak ada pembongkaran jalur kereta api, melainkan dilakukan kajian komprehensif untuk memastikan kelestarian dan pemanfaatannya ke depan.

“Sebagai aset heritage, jalur kereta api ini memiliki nilai sejarah dan edukasi yang tinggi. Seharusnya kita rawat dan manfaatkan, bukan justru dibongkar,” ujar politikus PKS tersebut.

Rencana pembongkaran

Sebelumnya, rencana pembongkaran jembatan kereta api di Lembah Anai itu mengemuka seusai beredarnya salinan surat Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan Nomor 1070/LL4/KB.09.6/2025 pada 12 Desember 2025.

Surat tersebut menanggapi surat dari Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang Nomor KA.008/4/10/BTP-PDG/2025 tanggal 11 Desember 2025 tentang Pemberitahuan Rencana Pembongkaran Jembatan Kereta Api. 

Dua jembatan kereta api yang akan dibongkar, yaitu nomor BH 171 Km 69+297 (dekat Air Terjun Lembah Anai) dan BH 163 Km 67+524 (di TWA Megamendung) antara Stasiun Kayu Tanam dan Stasiun Padang Panjang. 

Dalam salinan surat Nomor 1070/LL4/KB.09.6/2025 itu, Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi merekomendasikan pembongkaran jembatan kereta api Nomor BH 171 Km 69+297 dan BH 163 Km 67+524 tersebut dengan ketentuan segala bentuk perencanaan dan pelaksanaan kegiatan harus melibatkan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III.

Beredarnya surat itu menimbulkan respons penolakan dari berbagai komunitas dan masyarakat. Kemudian, Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi kembali mengirimkan surat Nomor 1081/L.L4/KB.10.03/2025 kepada Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang tentang Permohonan Studi Kelayakan dan Teknis Rencana Pembongkaran Jembatan Kereta Api.

”Kami mohon untuk dilakukan penundaan pembongkaran sampai selesainya studi kelayakan terhadap struktur cagar budaya tersebut. Dengan tetap memperhatikan keselamatan masyarakat, perlu dilakukan perkuatan untuk sementara.” Demikian isi poin ketiga surat yang ditandatangani Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan Restu Gunawan, 19 Desember 2025.

Hingga kini, tidak ada keterangan resmi dari Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang Hendrialdi terkait rencana pembongkaran dua jembatan kereta api di Lembah Anai tersebut. Permintaan konfirmasi dari Kompas tidak ditanggapi.

Kajian singkat

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Nurmatias mengatakan, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi dengan satuan kerja atau instansi terkait soal rencana pembongkaran situs Warisan Dunia UNESCO itu, Selasa (23/12/2025). Hasilnya, pihaknya diminta melakukan kajian dan melaporkannya sebelum akhir Desember 2025.

”Kami akan melakukan kajian di sana karena kajiannya singkat, tentu hasilnya belum maksimal. Namun, menurut hemat kami, kami akan memberikan hasil yang maksimal meskipun dalam waktu yang pendek dan kemudian kami bisa melihat dua obyek yang akan diminta oleh Kementerian Perhubungan untuk dirobohkan atau diganti,” kata Nurmatias, Rabu (24/12/2025).

Nurmatias menyebut, hasil tinjauan lapangan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon kedua jembatan kereta api di Lembah Anai itu pada Rabu (24/12/2025) akan menjadi masukan untuk rekomendasi, apakah situs cagar budaya itu dapat dipertahankan dan dilestarikan atau ada perlakuan lain yang akan diambil. 

”Karena di satu sisi, karena ini sudah menjadi Warisan Budaya Dunia, harusnya kami meminta kepada UNESCO untuk menilai dan melakukan kajian atau studi supaya kita (Indonesia) tidak terkena pelanggaran terhadap Warisan Budaya Dunia yang ditetapkan pada 6 Juli 2019,” ujarnya.

Nurmatias menjelaskan, dari hasil oberservasi lapangan, balai menemukan ada beberapa jembatan kereta api di Lembah Anai yang butuh penguatan, baik yang di dekat Air Terjun Lembah Anai maupun di sekitar TWA Megamendung. ”Perlu perkuatan. Kalau dibiarkan, bisa jadi roboh dan menimpa korban (pengendara),” katanya.

Respons Fadli Zon

Menteri Kebudayaan Fadli Zon usai kunjungannya, Rabu pekan lalu, mengatakan, kondisi dua jembatan KA di Lembah Anai itu cukup parah karena terkena banjir bandang. Walakin, kementerian situs ini bisa diperbaiki dengan penguatan yang sudah cukup teruji.

Setelah berdiskusi dengan pihak terkait, termasuk perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum, Fadli Zon mengatakan, perlu dipikirkan sejumlah langkah untuk melindungi jembatan KA tersebut.

“Secepat mungkin kami akan mendapatkan masukan kalau sudah ada gambarnya. Sebetulnya bisa kita putuskan ya (jembatan) ini harus diperkuat, kemudian mungkin bisa kita tinggikan (jembatan dekat air terjun) sesuai dengan standar,” katanya, dalam siaran pers, Rabu pekan lalu.

Baca JugaJembatan KA Lembah Anai Akan Dibongkar, Fadli Zon Usulkan Diperbaiki

Sebelumnya, ketika dijumpai di Padang, Rabu pekan lalu, Fadli Zon mengungkapkan hal senada. Ia lebih memilih kedua jembatan KA Warisan Dunia Unesco itu diperbaiki daripada dibongkar. Terkait sumber anggarannya, Fadli menyebut, hal tersebut bukan persoalan. ”Nanti kami carikan,” katanya.

Kedua jembatan KA di dekat Air Terjun Lembah Anai dan di TWA Megamendung itu sebelumnya mengalami kerusakan akibat banjir bandang atau galodo yang terjadi dua kali beruntun pada 11 Mei 2024 dan 27 November 2025. Selain jembatan kereta, banjir bandang juga merusak jalan nasional Padang-Bukittinggi di Lembah Anai pada dua kejadian itu.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Madrasah dan Swasta Tahan Ijazah Banyak Siswa, Pemprov DKI Diminta Turun Tangan
• 16 jam lalugenpi.co
thumb
Manchester United Gagal Menang, Ditahan Wolves 1-1 di Old Trafford
• 14 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
4 Hal yang Perlu Diketahui saat Malam Tahun Baru di Jakarta
• 14 jam laludetik.com
thumb
Emiten Prajogo (CDIA) Sebar Dividen Interim Rp167,67 Miliar, Cair Akhir Januari!
• 14 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
Bagaimana Bisa 68 Anak Indonesia Terpapar White Supremacy Neo-Nazi?
• 16 jam lalukompas.com
Berhasil disimpan.