EtIndonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, epidemi HIV/AIDS di Tiongkok menunjukkan tren peningkatan yang signifikan di kalangan lansia. Data terbaru dari berbagai daerah menunjukkan bahwa proporsi penderita berusia 50 tahun ke atas mencapai 30 hingga lebih dari 70 persen. Para pakar di daratan Tiongkok menyatakan bahwa sebagian besar infeksi disebabkan oleh prostitusi dan hubungan homoseksual.
Menurut data yang dirilis oleh berbagai wilayah di Tiongkok, sejak awal tahun ini provinsi Guangdong, Jiangxi, Fujian, Hebei, dan Zhejiang mencatat peningkatan nyata kasus HIV di kalangan lansia.
Di antaranya, Zhejiang melaporkan bahwa 39,2 persen dari kasus HIV baru terjadi pada kelompok usia 50 tahun ke atas. Sementara itu, data dari Chongqing menunjukkan bahwa proporsi penderita berusia 50 tahun ke atas mencapai 77,2 persen.
Situasi di Beijing juga menjadi perhatian. Rumah Sakit You’an Beijing mengungkapkan bahwa saat ini mereka menangani lebih dari 13.000 pasien HIV.
Lebih dari 20 tahun lalu, Gao Yaojie, yang dikenal sebagai “tokoh pelopor pencegahan AIDS di kalangan masyarakat Tiongkok”, pernah mengungkap bahwa jumlah pembawa HIV di Tiongkok melebihi puluhan juta, dengan jalur penularan utama saat itu berasal dari praktik jual beli darah dan transfusi darah. Kini, pola penularan telah berubah.
“Yang utama adalah hubungan seksual di luar pernikahan dengan lawan jenis, yang pada umumnya disebabkan oleh prostitusi. Selain itu, meningkatnya hubungan seksual antar pria homoseksual juga menjadi jalur penularan yang penting,” ujar seorang profesor dari Akademi Pengobatan Tradisional Tiongkok Kanada, bermarga Liu.
Mantan Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Tiongkok, Liang Xiaofeng, menyatakan bahwa pada masa lalu skrining HIV terutama difokuskan pada kelompok homoseksual, namun saat ini cukup banyak infeksi baru bersumber dari aktivitas seksual komersial.
Dokter Jiang Guanyu dari Rumah Sakit Umum Kota Taipei menuturkan: “Penularan HIV mencakup berbagai jenis hubungan intim. Di Tiongkok, edukasi mengenai perilaku berisiko HIV lebih banyak difokuskan pada kelompok usia muda, sementara lansia sering diabaikan. Padahal, penyuluhan tentang perilaku berisiko tidak seharusnya dibedakan berdasarkan usia.”
Selain itu, kampus-kampus universitas di Tiongkok juga telah menjadi daerah dengan angka HIV yang tinggi, dengan ribuan kasus baru muncul setiap tahun.
Profesor Liu menambahkan: “Di bawah pemerintahan Partai Komunis Tiongkok, ketika masyarakat tidak memiliki landasan moral dan keyakinan yang sehat, atau tidak mendapat dukungan budaya yang benar, orang akhirnya kehilangan kendali moral dan tersesat. Pada dasarnya, setelah kehilangan budaya tradisional yang lurus, kekosongan batin manusia hanya dapat diisi dengan rangsangan sesaat untuk memperoleh kesenangan sementara. Ini juga merupakan faktor penting yang mendorong meningkatnya kasus HIV.”
Laporan wawancara oleh Li Yun dan Qiu Yue, reporter New Tang Dynasty Television.




