jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) RI menunjukkan gerak cepat dalam menangani dampak bencana alam di Sumatra Barat.
Melalui Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag, Khairunas, bantuan total senilai Rp 10,225 miliar diserahkan langsung untuk membantu pemulihan masyarakat dan infrastruktur keagamaan yang terdampak banjir.
BACA JUGA: Terobosan Kemenag Sepanjang 2025, Mulai Wakaf Pohon hingga Masjid Ramah Lingkungan
Penyerahan bantuan dilakukan di Padang, Selasa (30/12), kepada Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Sumatra Barat dan UIN Imam Bonjol Padang.
Irjen Kemenag Khairunas menegaskan bahwa aksi ini merupakan instruksi langsung dari Menteri Agama Nasaruddin Umar.
BACA JUGA: Sepanjang 2025, Kemenag Kukuhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa
Penyaluran bantuan ini adalah bentuk nyata kehadiran negara dan solidaritas seluruh ASN Kemenag terhadap warga Sumatra Barat.
“Atas penugasan langsung Menteri Agama, saya hadir di Sumatera Barat untuk menyerahkan bantuan sekaligus memastikan negara hadir bagi ASN dan masyarakat terdampak,” ujar Khairunas, Rabu (31/12).
BACA JUGA: Gandeng BRIN, Kemenag Rilis Hasil Indeksasi PAI SD Tahun 2025
Dia juga menyampaikan duka mendalam dari Menteri Agama bagi para korban.
Menurutnya, bantuan ini adalah wujud empati dan ketulusan jajaran Kemenag untuk membantu pemulihan lembaga keagamaan dan ASN di wilayah terdampak.
Total bantuan sebesar Rp10,225 miliar tersebut bersumber dari dua kanal utama, yakni APBN dan program donasi internal "Kemenag Peduli".
Adapun perinciannya, bersumber dari dana APBN Rp8,16 miliar digunakan khusus untuk rehabilitasi serta pemulihan sarana dan prasarana layanan keagamaan serta pendidikan Islam di Sumatera Barat.
Program Kemenag Peduli sebesar Rp2,065 miliar yang berasal dari Pengurangan Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang Rp1 Miliar , pembersihan ruang belajar yang terdampak bencana Rp 500 juta, transfer bantuan langsung Rp 400 Juta, santunan bagi 33 ASN terdampak Rp165 Juta atau masing-masing Rp5 juta.
Juga bantuan khusus untuk Pondok Pesantren Harakatul Qur’an dan Ponpes MTI Batang Kabung Rp200 Juta atau masing-masing Rp100 juta.
Khairunas menekankan bahwa penanganan bencana tidak boleh berhenti pada doa dan empati semata, melainkan harus dibuktikan dengan tindakan terukur.
Keselamatan ASN dan keberlanjutan layanan publik, seperti Madrasah, KUA, dan Penyuluh Agama, menjadi prioritas utama.
“Dalam situasi bencana, yang paling utama adalah keselamatan manusia dan keberlanjutan pelayanan. ASN Kementerian Agama tidak boleh dibiarkan menghadapi musibah sendirian,” tegasnya.
Selain bantuan materiel, Irjen Khairunas mengajak masyarakat untuk memperkuat ekoteologi—sebuah konsep keagamaan yang peduli pada kelestarian lingkungan.
Kemenag mendorong aksi nyata seperti menanam pohon dan menjaga sungai sebagai langkah preventif bencana di masa depan.
“Jika kita bersahabat dengan alam, menjaga sungai, menanam pohon, dan merawat lingkungan, insya Allah alam pun akan bersahabat dengan manusia,” pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambut Nataru, Kemenag Siapkan 6.859 Masjid Ramah Pemudik di 27 Provinsi
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad




