Konsul Jenderal RI untuk Hong Kong, Yul Edison, mengungkap bahwa ada ratusan WNI yang tinggal di kompleks apartemen Wang Fuk Court yang mulai terbakar hebat pada Rabu (26/11).
Otoritas Hong Kong menyebut kebakaran dahsyat itu menghantam apartemen yang berisi hampir 2.000 unit dan menewaskan lebih dari 90 jiwa. Dibutuhkan waktu 36 jam untuk memadamkan api di kompleks berisi delapan blok bangunan tersebut.
Yul mengatakan bahwa pihaknya sudah mendata jumlah WNI yang tinggal di kompleks apartemen itu. Menurut keterangan Kemlu RI, kebakaran tersebut menewaskan dua WNI yang bekerja sebagai pekerja migran.
“Masalah data dari delapan bangunan, ada ratusan warga kita, sekitar 119,” kata Yul saat dihubungi kumparan, Jumat (28/11).
Yul menambahkan, ratusan WNI itu berhasil menyelamatkan diri dengan berbagai cara, termasuk mengungsi ke tempat rekan atau menyelamatkan diri bersama majikan mereka.
Meski begitu, Yul memastikan pendataan untuk memastikan kondisi seluruh WNI di apartemen tersebut terus dilakukan. Ia menegaskan bahwa pagi ini dirinya dan tim masih berada di lokasi kebakaran.
Yul kemudian menyampaikan laporan terbaru otoritas Hong Kong bahwa masih ada puluhan penghuni apartemen yang keberadaannya belum diketahui.
“Perkembangan pagi ini saya lihat, kalau sampai pagi kemarin 279 tidak bisa dihubungi, tadi sudah di bawah 30,” ujarnya.
Sebelumnya, Kemlu RI menyatakan, WNI yang tewas ada 2 orang. Dua WNI lainnya terluka. Dari korban luka, 1 orang sudah keluar dari RS dan lainnya masih dirawat. Semua WNI itu berstatus pekerja migran sektor domestik.
Polisi Hong Kong menangkap dua direktur perusahaan konstruksi dan konsultan teknik yang dianggap bertanggung jawab atas kebakaran dahsyat itu. Mereka dituduh lalai.
Pada saat kebakaran terjadi, kompleks apartemen tersebut tengah menjalani proses pemeliharaan/renovasi. Perancah/steger bambu dan material yang mudah terbakar diduga berperan memudahkan api menjalar cepat dan luas.