FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) di Kabinet Kerja, Prof Yuddy Chrisnandi, buka suara mengenai dinamika reshuffle kabinet pada era Presiden Jokowi.
Ia menyebut dirinya pernah mendapat tugas langsung terkait penelusuran dugaan penggunaan ijazah palsu oleh sejumlah pejabat negara.
Yuddy mengungkap bahwa Jokowi saat itu meminta dirinya aktif turun ke lapangan, tidak hanya bekerja dari kantor.
“Saya diminta oleh Presiden Jokowi saat itu, jangan kebanyakan di kantor,” ujar Yuddy dikutip pada Jumat (28/11/2025).
“Maka kita membuka semacam kotak pos, ada pengaduan-pengaduan tentang pejabat-pejabat tertentu yang ijazahnya palsu,” sebutnya.
Berkat itu kemudian menjadi dasar lahirnya Surat Edaran Menpan RB Nomor 3 Tahun 2015 tentang penertiban ijazah pegawai ASN.
Untuk mengimplementasikan aturan tersebut, Yuddy mengaku berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Perguruan Tinggi saat itu, Anies Baswedan.
“Mas Anies langsung menindaklanjutinya saat itu, dia langsung sisir itu,” ungkapnya.
Yuddy juga bercerita bahwa sebelum dirinya diganti, ia sempat meminta klarifikasi langsung kepada Presiden Jokowi mengenai alasan pencopotannya.
“Saya tanya langsung kepada Presiden Jokowi, apakah diberhentikannya saya karena saya ada kesalahan?,” Yuddy menuturkan.
“Apakah ada tugas yang Pak Presiden berikan tapi tidak saya laksanakan, atau ada kebijakan saya yang dianggap keliru?,” tambahnya.
Ia menyebut terdapat beberapa saksi dalam pertemuan tersebut, antara lain Wakil Presiden kala itu, Jusuf Kalla, Pramono Anung, dan Pratikno.
Meski begitu, Yuddy mengatakan bahwa ia dan Anies Baswedan tetap berhubungan baik setelah reshuffle.
“Setelah itu jauh setelah itu, kami kan berteman ya, jadi ya ngobrol-ngobrol, ketawa-ketawalah. Dan pada saat rame-rame isu-isu terakhir, kita kontak-kontakan,” terangnya.
“Oh, jangan-jangan kita berdua ini di-reshuffle gara-gara itu, kan?,” pungkasnya sambil tertawa.
(Muhsin/Fajar)
