Aturan Baru di Vietnam: Ortu yang Paksa Anak Belajar Berlebihan Akan Didenda

kumparan.com • 14 jam yang lalu
Cover Berita

Banyak orang tua tanpa sadar telah mendorong anaknya belajar hingga berlebihan. Alasannya, semakin giat belajar, maka bisa mencapai prestasi akademik sesuai yang diharapkan kedua orang tuanya.

Akan tetapi, di balik dorongan itu, ada dampak yang cukup kompleks bisa dialami oleh anak. Mulai dari stres, kelelahan mental, gangguan tidur dan kesehatan fisik, penurunan performa akademik, hingga hubungan anak-orang tua yang merenggang.

Dan bila Anda tinggal di Vietnam, siap-siap dikenakan sanksi denda bila sampai kedapatan telah memaksa anak belajar berlebihan.

Ya Moms, pemerintah Vietnam akan mulai memberlakukan aturan baru yang mengatur denda pada masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan sosial masyarakatnya. Aturan ini akan berlaku mulai 15 Desember 2025.

Apa saja yang diatur dalam aturan tersebut beserta sanksi denda yang dikenakan?

Aturan Baru di Vietnam, Bisa Kena Denda Bila Orang Tua Melakukan Ini

Dikutip dari VN Express, orang tua yang memaksa anak-anak atau anggota keluarga lainnya untuk belajar berlebihan, maka siap-siap didenda 5-10 juta dong Vietnam, atau sekitar Rp 3,1-6,3 juta.

Aturan ini juga mewajibkan pelanggar untuk menyampaikan permohonan maaf secara resmi, baik secara langsung atau melalui surat terbuka di media, bila diminta oleh sang anak.

Hal ini menandakan untuk pertama kalinya Vietnam menjadikan "memaksa anggota keluarga untuk belajar berlebihan" sebagai pelanggaran hukum.

Masih dalam aturan yang sama, diatur juga beberapa jenis pelanggaran yang dapat dikenakan denda:

- Denda 5-10 juta dong (Rp 3,1-6,3 juta) bagi individu yang mencegah anggota keluarganya bertemu dengan kerabat, mendiskriminasi berdasarkan jenis kelamin, penampilan, atau kemampuan, ataupun menghina martabat mereka.

- Denda 10-20 juta dong (Rp 6,3-12,6 juta) bagi individu yang memaksa anggota keluarganya untuk menyaksikan tindakan kekerasan terhadap orang atau hewan, hingga menyebabkan tekanan psikologis terus-menerus. Begitu juga dengan sengaja mendengarkan, menonton, atau membaca konten kekerasan maupun pornografi.

- Denda 10-20 juta dong (Rp 6,3-12,6 juta) bagi orang tua yang gagal menyediakan pendidikan bagi anak-anak di keluarga mereka, maupun yang gagal merawat ibu hamil, ibu dengan anak balita, penyandang disabilitas, atau lansia.

Aturan Denda Bikin Orang Tua Kebingungan

Di sisi lain, aturan denda terbaru ini bikin para orang tua di Vietnam kebingungan. Sebab, mereka menilai tekanan agar anak belajar lebih giat justru datang dari pihak sekolah.

Seorang warga Hanoi, Thao (35), mengungkap bagaimana ia berjuang setiap malam untuk menemani putranya untuk mengerjakan semua PR-nya. Ia bercerita, putranya yang duduk di kelas 2 SD itu bisa kerap menyelesaikan PR-nya bahkan hingga hampir tengah malam.

"Kalau saya tidak duduk di sampingnya, dia tidak akan menulis satu baris pun," tutur Thao.

Dan ia menyebut beberapa kali menerima pesan pribadi dari guru sekolah anaknya agar bisa mendorong anaknya lebih giat belajar.

"Kalau guru ingin saya berhenti memaksa [anak belajar], seharusnya ia mengurangi PR-nya," ucap Thao.

Warga lain bernama Nguyen Hanh Phuc (34_ menyoroti masih ada definisi samar tentang "belajar berlebihan atau melampaui batas kemampuan," seperti yang tercantum dalam video tersebut.

"Setiap anak berbeda. Kalau saya tidak memarahi anak saya, dia bahkan tidak akan menyentuh alat tulisnya. Kalau begitu berarti saya bisa didenda, dan gaji saya tidak akan cukup," cerita Phuc.

Ahli Ingatkan Aturan Jangan Terlalu Kaku

Para ahli mengatakan, orang tua seringkali menjadi penyebab utama stres siswa. Sebuah studi tiga tahun yang melibatkan lebih dari 600 siswa sekolah menengah pertama menemukan, tingkat stres anak-anak berbanding lurus dengan tingkat pendidikan dan harapan orang tua mereka, terutama ayah mereka. Semakin tinggi target, semakin besar pula kecemasan dan ketakutan akan kegagalan.

Sebuah studi UNICEF di Vietnam pada tahun 2021 juga menemukan bahwa banyak siswa merasa kelelahan dan takut mengecewakan orang tua mereka ketika mereka gagal memenuhi harapan.

Le Hoang Phong, seorang peneliti doktoral dalam kepemimpinan pendidikan di University College London di Inggris, mengatakan, dipaksa belajar memengaruhi sumber motivasi daripada hasilnya.

Orang tua menekan anak-anak mereka karena mereka merasa tidak aman dalam masyarakat yang mengukur nilai berdasarkan nilai, ujarnya.

Ia merujuk pada Teori Penentuan Nasib Sendiri dalam psikologi, dengan mengatakan, "Motivasi sejati harus datang dari dalam, bukan dari perintah."

Peraturan tersebut seharusnya tidak hanya menghukum, tetapi juga membangun kembali kepercayaan, membantu orang tua memahami bahwa cinta sejati orang tua bukan terletak pada seberapa banyak anak mereka belajar, tetapi pada seberapa aman mereka merasa saat belajar.

Para ahli pun memperingatkan, hukuman baru ini bisa menjadi bumerang jika diterapkan secara kaku. Sebab, tekanan akademis bisa berasal dari masyarakat luas, bukan hanya keluarga.

Kebanyakan orang tua tidak bermaksud menyakiti anak-anak mereka. Mereka hanya tidak menyadari bahwa 'mencintai dengan ekspektasi' bisa menjadi beban. Peraturan seharusnya berfokus pada pendidikan dan dukungan, bukan hanya hukuman. Bagaimana pendapat Anda soal aturan baru ini, Moms?


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.