Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan realisasi APBD Jakarta menunjukkan tren positif dan mengalami surplus Rp14,43 triliun. Hal ini mencerminkan ketahanan ekonomi daerah sekaligus pemulihan yang konsisten di berbagai sektor, terutama jasa, transportasi, dan akomodasi.
"Saat ini tercatat surplus anggaran Rp14,43 triliun," terang Pramono dalam Konferensi Pers Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025, pada beberapa waktu lalu.
Pada triwulan ketiga 2025, kata Pramono, Jakarta mencatat pertumbuhan ekonomi 4,96 persen. Hal ini menunjukkan pemulihan dan stabilitas ekonomi kota dengan inflasi yang sangat terjaga.
"Inflasinya 2,69 persen, lebih rendah dari inflasi nasional yang 2,86 persen," ucapnya.
Stabilitas harga tersebut diwujudkan melalui kolaborasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama lintas pemangku kepentingan melalui serangkaian program. Mulai dari program pangan bersubsidi bagi kelompok rentan, kerja sama antardaerah untuk memastikan kecukupan pasokan, serta penguatan rantai distribusi melalui gerak Jakmart, Jakgrosir, dan revitalisasi pasar.
Selain itu, pengawasan harga secara intensif diupayakan melalui rapat mingguan TPID guna menjaga daya beli masyarakat sekaligus memberikan kepastian bagi dunia usaha.
"Tingkat pengangguran Jakarta juga mengalami penurunan sebesar 6,05 persen per Agustus 2025. Lalu, kinerja investasinya mengalami kenaikan yang signifikan, menjadi Rp204,13 triliun," lanjut Pramono.
Realisasi investasi tersebut tumbuh 6,4 persen dibandingkan periode sebelumnya. Kontribusi DKI Jakarta terhadap total investasi nasional tercatat sebesar 14,24 persen dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 338.310 orang.
"Pemprov DKI terus memperkuat iklim investasi melalui simplifikasi perizinan, optimalisasi layanan Mal Pelayanan Publik, promosi investasi melalui Jakarta Investment Centre, serta peningkatan kolaborasi dengan dunia usaha," imbuh Pramono.
Pada sisi fiskal, total APBD-P DKI Jakarta Tahun 2025 tercatat sebesar Rp91,86 triliun. Pendapatan daerah mengalami kenaikan signifikan dari Rp62,39 triliun pada Oktober menjadi Rp68,53 triliun per November 2025 atau 81,15 persen dari target pendapatan sebesar Rp84,45 triliun.
Peningkatan ini didorong oleh kuatnya kinerja Pendapatan Asli Daerah, khususnya dari pajak dan retribusi daerah. Belanja daerah juga meningkat dari Rp47,96 triliun menjadi Rp51,98 triliun, atau 60,46 persen dari target Rp85,97 triliun. Proses pengadaan barang dan jasa telah mencapai 95,34 persen dengan total 21.631 paket pengadaan yang telah dilaksanakan.
Pembiayaan daerah (neto) tercatat sebesar Rp3,64 triliun, sementara Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) meningkat dari Rp18,08 triliun menjadi Rp20,09 triliun per 20 November 2025.
Kinerja BUMD Jakarta DitingkatkanDalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BPBUMD) Jakarta, Syaefuloh Hidayat, menjelaskan, penumpang layanan transportasi umum melalui Transjakarta, MRT, dan LRT juga meningkat.
"Layanan transportasi umum meningkat secara signifikan. Jumlah penumpang TJ, MRT, dan LRT hingga triwulan III 2025 mencapai 332 juta penumpang. Jumlah ini naik 11 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya," terang Syaefuloh.
Ia menambahkan, layanan transum gratis untuk 15 golongan juga mencapai 17,6 juta penumpang. Sistem transportasi umum di Jakarta dinobatkan terbaik kedua di Asia Tenggara dan menempati peringkat ke-17 dunia versi TimeOut.
Sementara itu, cakupan layanan air bersih di Jakarta sudah mencapai 76,43 persen. Hingga Oktober 2025, telah ada 60.465 sambungan pipa air bersih.
"Pada 2029, kita targetkan cakupannya mencapai 100 persen untuk seluruh wilayah Jakarta," kata Syaefuloh.