Jakarta, CNBC Indonesia — PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE) merespon rencana konsolidasi terhadap perusahaan BUMN Karya oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang akan dilakukan pada 2026. Kabarnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) akan digabungkan dengan perusahaan BUMN karya lainnya.
Direktur Utama WEGE Hadian Pramudita mengatakan saat ini perseroan selaku anak usaha akan tetap fokus pada bisnis intinya, yaitu konstruksi.
"Kami jawab bahwa WEGE akan concern ke core bisnisnya, yaitu konstruksi, sehingga kita akan tetap fokus di sana based on pengalaman kami yang ikut di bermacam-macam lini bisnis," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (28/11).
Ia mengatakan, sebagai anak usaha WIKA, pihaknya akan ikut instruksi pemegang saham yaitu Danantara. Sebab, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui lebih jauh terkait perkembangan progres aksi korporasi yang akan dilakukan.
"Dengan sistem merger yang akan dilakukan oleh Danantara, kami sebagai anak usaha dari PT Wika, itu kita hanya ikut saja. Karena merger pertama adalah induk, yaitu PT Wika, dan belum tahu dengan siapa," ungkapnya.
"Yang kedua baru episodenya adalah anak-anak usaha, yang terpenting adalah Wika Gedung atau WEGE tetap fokus di core bisnis," pungkasnya.
Sebagai informasi, Danantara akan melakukan penggabungan terhadap 7 perusahaan BUMN yang direncanakan rampung tahun ini akan bergeser pada tahun 2026.
"Kita carry forward ke tahun depan. Tidak selesai di tahun ini. Khusus untuk karya tidak selesai di tahun ini," kata Chief Executive Officer Dony Oskaria dikutip Jumat (28/11).
Dony mengatakan, dalam proses aksi konsolidasi tersebut ada sejumlah persoalan yang membelenggu, termasuk utang-utang yang membelit beberapa perusahaan BUMN karya.
"Tentu tau problematika di karya banyak sekali ya. Termasuk tadi restrukturisasi daripada utang-utangnya dulu. Jadi kan problem keuangan mereka cukup dalam di karya-karya ini," ungkapnya.
Apalagi, kata Dony, sejumlah perusahaan BUMN Karya yang akan dikonsolidasi juga merupakan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga, semua proses restrukturisasi harus disampaikan secara transparan.
"Ini kita harus transparan juga kepada publik. Karya-karya kita menghadapi persoalan keuangan yang cukup dalam selama ini. Nah, ini kita perbaiki dulu dengan Danantara. Kita perbaiki. Kita lakukan dulu restrukturisasi. Termasuk dalam proses itu ada impairment juga yang kita lakukan," jelasnya.
Selain itu, Danantara sebagai pemegang saham juga akan melakukan evaluasi kembali terhadap nilai aset-aset BUMN Karya. "Melakukan evaluasi lagi daripada nilai asetnya dengan bukunya. Setelah itu baru kita lakukan merger dengan skenario terbaik," ucapnya.
Terbaru, sejumlah emiten BUMN karya akan segera menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk melakukan perubahan anggaran dasar
"Karena kan memang dengan adanya Danantara, seluruh anggaran dasar itu akan dikoreksi, akan diubah, menyesuaikan dengan undang-undang yang baru. Jadi makanya banyak RUPS," ungkapnya.
Dony memastikan, konsolidasi BUMN karya akan melakukan proses pengkajian bentuk terbaik. "Mergernya kan sudah pasti, karena kita akan melakukan supaya perusahaan-perusahaan karya kita menjadi lebih kuat ke depannya. Nah, ini akan kita lakukan kajian-kajiannya. Ada beberapa opsi, ya kan," sebutnya.
Selain itu, Dony tidak dapat memastikan terkait penggabungan Nindya Karya dengan Brantas Abipraya yang akan dilakukan lebih dulu. Meskipun, kedua perusahaan tersebut tidak memiliki permasalahan keuangan.
"Nah, kalau Nindya dan Brantas kan relatively mereka secara keuangan tidak bermasalah. Yang bermasalah kan yang lainnya. Nah, ini dulu yang kita prioritaskan," kata Dony.
"Jadi tahapannya nanti kita melakukan dulu perbaikan kondisi keuangannya. Dan masuk di dalamnya ada impairment juga nanti. Kemudian setelah itu baru kita kelompokkan berdasarkan skenario mana yang kemudian memberikan penguatan antar BUMN-BUMN ini. Ini akan kita lakukan," imbuhnya.
Dony menambahkan, pihaknya juga tidak dapat memastikan dan mengingormasikan secara detail terkait perusahaan mana yang akan dilakukan konsolidasi dalam waktu dekat ini.
"Belum tau. Jadi ada beberapa alternatif skenario. Nanti akan kita kasih tau," pungkasnya.