Danantara Siap Perluas Investasi ke Pasar Modal hingga Terbitkan Obligasi Global

kumparan.com • 6 jam yang lalu
Cover Berita

Danantara Indonesia bersiap memperluas instrumen investasi. Mulai dari terjun ke pasar modal Indonesia maupun internasional, hingga menerbitkan obligasi global.

Managing Director Treasury Danantara Indonesia, Ali Setiawan, menyebutkan manajemen pengelolaan aset (treasury) Danantara terbagi menjadi tiga departemen investasi yakni tim strategic, tim private, dan tim public.

Danantara menargetkan banyak jenis instrumen investasi untuk mendapatkan keuntungan, terutama pada aset-aset dengan likuiditas tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Pada tahap awal, Danantara akan fokus pada aset pasar modal dengan risiko konservatif.

"Kita melihat dengan serius kajian pada alokasi aset-aset. Kita melihat risk adjusted return yang lebih konservatif, kita tidak perlu jadi champion di awal-awal, yang penting kita belajar dulu, testing the water, dari sisi deployment ke pasar modal yang risk adjusted returnnya itu bisa kita terima dan konservatif. Itu yang menjadi fokus kita di awal," jelasnya saat Media Lunch with Danantara, Jumat (28/11).

Selanjutnya, Ali menjelaskan Danantara juga melirik penerbitan aset di luar negeri (global issuance), sebagai langkah strategis untuk memperluas atau diversifikasi pendanaan. Instrumen pendanaan bisa juga berupa fasilitas perbankan hingga penerbitan obligasi.

"Potensi global issuance memang kita melihat itu waktu nanti momennya tepat, misalnya US treasury sudah turun rendah jadi secara spread harga lebih murah mungkin kita bisa tapping," ungkap Ali.

Hanya saja, Ali menyebutkan persiapan Danantara memasuki pasar keuangan global masih memerlukan waktu dan persiapan yang panjang. Salah satu langkah prioritas adalah mengajukan peringkat (rating) aset global, seperti S&P dan Moody's.

"Yang pasti di tahun 2026 kita akan do pre rating work untuk global issuance dulu, kita ratingnya berapa nanti oleh S&P, Moody's, sehingga kita sudah bisa mengukur kalau kita masuk ke pasar, kira-kira bisa yield berapa yang kita capai nanti," jelas Ali.

"Jadi jawabannya benar, kita akan tap into global issuance, kapannya belum tau kapannya, tapi yang pasti kita lakukan yang istilahnya PR nya dulu nih ratingnya dulu, pasti kita akan lakukan di tahun depan," imbuhnya.

Ali menuturkan, Danantara akan memprioritaskan penerbitan aset menggunakan Dolar Amerika Serikat (AS), meskipun tetap mempertimbangkan nilai tukar lain seperti Yuan (RMB), termasuk mempelajari Dimsum Bond.

"Kita mempelajari sekarang dari sisi issuance Dimsum Bond juga. Tapi ada pasti prioritas Dolar dulu karena itu kan mata uang yang paling banyak akan dipakai. Kalau dari sisi mata uang lain seperti RMB itu karena banyak potensi partnership juga dengan China," tutur Ali.

Potensi Masuk ke Pasar Modal

Sementara itu, Ali juga membuka peluang untuk berinvestasi di pasar modal. Tidak hanya dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), namun juga bursa saham lain di dunia. Dia mempertimbangkan salah satunya Bursa Efek Hong Kong, yang memiliki volume transaksi harian terbesar di Asia mencapai USD 35 miliar,

"Kalau mengenai potensi kerja sama dengan exchange lain di luar, itu saya cuma bilang mungkin kita pertimbangkan, karena memang pasar stock exchange di luar, kalau kita bisa membantu bridging tapping new capital dari source yang memang liquid, untuk barang-barangnya nama Indonesia di luar, why not?" ungkap Ali.

Hal tersebut, kata Ali, melihat praktik Sovereign Wealth Fund (SWF) di negara lain yang juga mendiversifikasi asetnya di pasar modal global demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan likuid.

"Kalau kita mendiversifikasi risiko dan melihat dari sisi risk adjusted return yang bagus, memang mau tidak mau kita ada investasi porsi yang di luar dan ini semua sama dengan sovereign wealth fund di dunia, karena mereka sudah gemuk di dalam negerinya," tuturnya.

Sementara untuk rencana investasi di bursa saham Indonesia, Ali membenarkan bahwa Danantara sudah berdiskusi secara intens dengan BEI, meskipun belum bisa menjelaskan lebih lanjut terkait rencana pembentukan Danantara Index.

Hal ini menyusul pernyataan CEO Danantara Rosan Roeslani melalui laman Instagramnya, bahwa Danantara dan BEI mendorong inovasi di pasar modal Indonesia melalui potensi pembentukan indeks Danantara x IDX dan perluasan Exchange Traded Fund (ETF) ke pasar global.

"Diskusi dengan IDX itu kebetulan saya ikutan dan baru saja tadi juga ada diskusi, saya tidak akan komentar mengenai Danantara Index terus terang saya juga pelajari dulu," jelasnya.

"Jadi paling penting sebenarnya pasarnya itu harus ramai dulu, volume secara likuiditas, kalau misalnya mau buat indeks yang lain bisa, kalau mau bikin ETF juga kalau underlying-nya tidak liquid, buat apa bikin juga tidak laku, yang paling penting itu underlying-nya memang solid dan aktif di pasar," tandas Ali.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.