Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Gunungkidul meraih penghargaan Keterbukaan Informasi Badan Publik DIY kategori organisasi perangkat daerah (OPD) tingkat kabupaten dengan nilai 92,5 pada Kamis (27/11).
Penghargaan ini diterima selang beberapa hari setelah unggahan mereka tentang paket layanan dokumen kelahiran yang mengusung konsep meme kekalahan Liverpool 0-3 dari Nottingham Forest viral di media sosial.
Namun, unggahan itu bukanlah yang pertama. Sebelumnya, Dukcapil Gunungkidul memang kerap mengunggah informasi dengan kemasan kreatif dan informatif, misalnya menggunakan tokoh Ksatria Baja Hitam dan Kamen Rider. Hasilnya, jangkauan informasi layanan yang mereka unggah di media sosial meningkat hingga mendapatkan penghargaan tersebut.
Ketua Tim Media Informasi Dukcapil Gunungkidul, Aam Krisnadi, menyatakan bahwa pendekatan kreatif dipilih untuk menyesuaikan pola konsumsi informasi publik di platform digital.
“Istilahnya kami mencoba riding the wave. Responsnya ternyata luar biasa,” ujarnya saat dihubungi Pandangan Jogja, Kamis (27/11).
Terkait konten terakhir yang viral misalnya, mereka memanfaatkan kekalahan Liverpool 0-3 dari Nottingham untuk menjelaskan layanan pasca-kelahiran, yakni pengurusan akta kelahiran, kartu keluarga pengganti, dan kartu identitas anak (KIA), yang semua bisa diurus secara gratis.
Menurut Aam, pendekatan pop culture relevan dengan karakter pengguna Instagram yang mayoritas berusia muda.
“Ternyata yang menarik memang seperti itu. Kita coba bikin konten menarik agar informasi bisa sampai,” tambahnya.
Aam menyebut awalnya ia memperkirakan konten tersebut hanya akan mencapai 10–20 ribu tayangan. Namun jangkauan meningkat hingga sekitar 300 ribu dalam beberapa hari. Ia menilai momentum serta kedekatan tema dengan komunitas sepak bola turut mendorong interaksi.
“Kita nyenggol, tapi tetap kalem. Tidak terlalu ‘offside’,” ujarnya.
Aam menyebut bahwa unggahan tersebut dipublikasikan berdekatan dengan arahan dari pimpinan OPD untuk membuat konten yang informatif dan kreatif. “Kebetulan momennya pas, itu saya posting setelah Bupati Gunungkidul mengumpulkan humas baru dan semua admin sosmed OPD di kabupaten,” jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Bupati memberikan instruksi agar kanal resmi pemerintah lebih aktif dan kreatif. “Ada semangat tambahan dan Bupati memberikan lampu hijau untuk membuat informasi sekreatif mungkin,” kata Aam.
Pria berusia 35 tahun itu juga menjelaskan bahwa konten formal telah lama digunakan sejak pandemi COVID-19, tetapi tingkat keterlibatan publik terbukti lebih tinggi ketika Dukcapil menerapkan pendekatan budaya populer. Strategi ini juga menjadi cara untuk menjawab anggapan bahwa layanan administrasi kependudukan bersifat kaku dan sulit diakses.
Ia menegaskan bahwa seluruh layanan bersifat gratis, termasuk skema 0–3 yang memungkinkan warga mengurus tiga dokumen sekaligus dalam satu kunjungan.
“Harapannya masyarakat tahu layanan sudah praktis dan tidak ribet,” ujar Aam.