PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) menegaskan langkah konsolidasi melalui divestasi aset dan kesiapan mengikuti proses merger yang tengah disusun induk usaha, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Perseroan menargetkan pelepasan aset sekitar Rp40 miliar pada 2025 untuk memperkuat arus kas dan memperbaiki struktur keuangan.
Direktur Umum WEGE, Hadian Pramudita, menyampaikan bahwa aset yang akan dilepas didominasi apartemen di Bandung. Aset tersebut dinilai tidak lagi memiliki rencana pengembangan sehingga pelepasan menjadi opsi prioritas bagi perseroan.
“Kurang lebih (divestasi) Rp40 miliar saja dan targetnya ya kurang lebih memang Rp40 sampai Rp45 miliar. Itu hampir semua adalah apartemen dan kebanyakan itu lokasi yang ada di Bandung,” kata Hadian, dalam paparan publik daring, Jumat (28/11/2025).
Selain divestasi, WEGE menyiapkan penjualan persediaan lain, termasuk apartemen yang belum terserap dan sebagian tanah yang masih tercatat sebagai aset tetap. Konversi aset menjadi kas disebut dapat memperkuat likuiditas dan membantu perusahaan memenuhi kebutuhan operasional.
“Jika aset tersebut laku dan menjadi kas, maka kemampuan kas perseroan akan meningkat,” ujarnya.
Hadian menjelaskan bahwa aset yang dilepas sebelumnya diperoleh untuk investasi di sektor perhotelan, apartemen, dan kesehatan. Namun, aset tersebut kini tidak lagi menjadi fokus utama perseroan sehingga monetisasi menjadi langkah strategis jangka pendek.
Di sisi lain, WEGE juga menyesuaikan diri dengan rencana merger yang digerakkan WIKA Group. Hadian menyebut proses penggabungan usaha dipimpin Danantara, entitas yang dibentuk pemerintah untuk restrukturisasi BUMN karya. WEGE menunggu arahan induk terkait struktur dan tahapan konsolidasi.
“Merger pertama adalah di level induk, WIKA, dan kami belum tahu dengan siapa. Setelah itu baru dilanjutkan ke anak-anak usaha,” ujarnya.
Perseroan memposisikan divestasi sebagai langkah taktis dalam jangka pendek, sementara persiapan merger menjadi bagian dari strategi jangka panjang yang mengikuti agenda restrukturisasi WIKA Group. Kedua langkah tersebut menandai fase penataan ulang bisnis perseroan dalam menghadapi dinamika industri konstruksi.