JAKARTA - Reli harga emas dunia dalam tiga tahun terakhir banyak menarik perhatian. Namun, satu logam mulia justru lama tertinggal, yakni perak. Kini, logam mulia tersebut mulai mengejar ketertinggalannya dan mencuri fokus pasar.
Dikutip dari Kitco News, Sabtu Minggu, 30 November, harga perak menutup pekan ini dengan rekor baru di atas US$ 56 per troi ons, melonjak 97% sejak awal tahun. Sementara itu, emas bergerak mendekati US$ 4.200 per troi ons, mencatat kenaikan hampir 61% sepanjang 2025.
Selama ini emas melaju lebih cepat berkat perannya sebagai aset moneter yang menjadi incaran bank sentral global. Pembelian agresif dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang fiat dan memperkuat cadangan devisa.
Perak, yang memiliki volatilitas tinggi, tidak dianggap cocok sebagai aset cadangan resmi, sehingga tertinggal dari reli emas. Ketimpangan permintaan tersebut membuat gold/silver ratio sempat melonjak ke level ekstrem.
Gold/silver ratio yang sempat menyentuh 100 kini turun drastis ke 74, menembus support jangka panjang. Sejumlah analis bahkan memproyeksikan rasio tersebut dapat kembali ke kisaran 50.
Apabila prediksi harga emas US$ 5.000 pada 2026 terealisasi, harga perak berpotensi menembus US$ 100 per troi ons.
