Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis kondisi terkini bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Berikut kumparan rangkum perkembangan terbaru bencana banjir dan longsor di 3 wilayah tersebut.
Update Jumlah Korban per Sabtu (29/11)Aceh47 orang tewas
51 orang masih hilang
8 orang luka-luka
90 orang tewas
85 orang hilang
10 orang luka-luka
166 orang tewas
143 orang hilang
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan kondisi terkini akses transportasi dan komunikasi di Aceh pasca banjir dan longsor yang melanda sejak beberapa hari terakhir.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyebut sejumlah jalur darat, termasuk akses menuju Gayo Lues, masih lumpuh total hingga Sabtu (29/11) sore.
“Kemudian sampai sore ini jalur transportasi darat yang masih terputus, ini masih cukup banyak. Tetap kita upayakan untuk bisa secara bertahap bisa ditembus,” kata Suharyanto dalam konferensi pers.
Ia menjelaskan, ruas Jalan Nasional di perbatasan Sumatera Utara–Aceh Tamiang yang masih terputus di beberapa titik dan sedang ditangani Kementerian PUPR.
Gangguan akses juga terjadi di jalur Banda Aceh–Lhokseumawe–Aceh Utara–Aceh Timur–Langsa–Aceh Tamiang akibat runtuhnya Jembatan Meureudu di perbatasan Bireuen dan Pidie Jaya.
Akses nasional di Bireuen pun terputus karena kerusakan Jembatan Samalanga. “Sehingga untuk dari Bireuen aksesnya ada jalan alternatif melalui jalur Trienggadeng-Pidie Jaya dan Samalanga sampai dengan Bireuen,” ujarnya.
Kondisi terparah terjadi di Gayo Lues. Suharyanto menyebut tidak ada satu pun akses darat yang bisa dilalui ke wilayah tersebut.
Sibolga Terisolasi Akibat LongsorDalam konferensi pers, Suharyanto menjelaskan satgas gabungan yang dikoordinasikan BNPB masih menghadapi kendala besar di jalur penghubung antar wilayah.
“Untuk jalur transportasi Sibolga-Padang Sidempuan, ini sampai sore ini meskipun kita berusaha buka tapi masih belum selesai. Masih terputus dan masih dalam proses pengerjaan karena memang titik longsornya cukup banyak di sepanjang titik itu,” kata Suharyanto.
Ia juga menyebut jalur yang menghubungkan Sibolga dengan Tapanuli Tengah serta Tapanuli Utara menuju Tapanuli Tengah masih belum bisa dilalui.
“Ketika dilihat peninjauan dari udara memang walaupun sudah berhasil membuka dari titik longsoran pertama sampai hari ketiga ini kurang lebih 30 kilometer, tetapi yang tersisa juga masih panjang,” ujarnya.
Menurut Suharyanto, kondisi jalan yang sempit dan berada di bawah perbukitan membuat proses pembersihan terhambat.
Suharyanto menegaskan Sibolga menjadi wilayah yang paling terisolasi karena akses dari berbagai arah terputus.
“Sibolga ini karena ini terkesan terisolir, dia tidak bisa juga ke Tapanuli Tengah. Sehingga untuk Sibolga ini harus lewat laut dan lewat udara,” katanya.
Jalan Nasional Lembah Anai Penghubung Padang-Bukittinggi Masih Lumpuh TotalJalan nasional di kawasan Lembah Anai yang jadi penghubung lalu lintas antar daerah Padang-Bukittinggi dan sekitarnya masih lumpuh total, Sabtu (29/11). Material banjir bandang memenuhi badan jalan, tepatnya di gerbang masuk Kota Padang Panjang.
Kondisinya makin parah, terdapat ruas jalan di Lembah Anai yang rusak hingga putus. Data dari polisi, ada empat titik kerusakan jalan.
Kasat Lantas Polres Padang Panjang, AKP Pifzen Finot, mengatakan lokasi terparah berada di gapura perbatasan Kota Padang Panjang. Upaya pembersihan material banjir bandang masih terus dilakukan tim gabungan.
Di kawasan itu, material lumpur mencapai dua meter. Sejumlah alat berat dikerahkan, tim gabungan juga berupaya melakukan pencarian korban hilang.
Menurut Finot, akses dari Padang menuju Bukittinggi dan sekitarnya hanya bisa lewat Sitinjau Lauik lalu menuju Danau Singkarak. Jalur alternatif lain seperti kawasan Malalak, belum dapat dilalui.
"Satu-satunya jalan alternatif melewati Danau Singkarak. Kita masih terus berupaya semaksimal dengan instansi terkait untuk pemulihan akses di Lembah Anai," ucapan.
6 Wilayah di Sumbar Masih Perlu PenangananBadan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut masih ada enam kabupaten/kota di Sumatera Barat yang membutuhkan penanganan dampak bencana.
“Kemudian kami masuk ke Sumatera Barat. Nah Sumatera Barat Bapak Ibu sekalian, per sore ini dari yang kemarin 16 Kabupaten/Kota yang terdampak, sekarang tinggal 6. 6 Kabupaten/Kota yang situasinya masih perlu penanganan,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam konferensi pers, Sabtu (29/11).
Ia menjelaskan, sebagian wilayah Sumbar mulai pulih karena cuaca yang membaik.
“Sementara yang lainnya sudah cenderung pulih. Ini dikarenakan memang satu hari ini Padang, Sumatera Barat itu cerah. Kalau kemarin pagi sampai siang sekitar jam 11 itu masih ada hujan di beberapa titik,” jelasnya.
Namun, enam daerah masih memerlukan intervensi pemerintah pusat dan Satgas Gabungan. Ia menjelaskan wilayah Agam salah satu yang paling banyak menelan korban jiwa.
Selain Agam ada lima kabupaten/kota lainnya yang masih perlu ditangani. “Jadi Agam, kemudian Padang Pariaman yang kedua. Yang ketiga adalah Solok. Yang keempat adalah Kota Padang. Yang kelima adalah Tanah Datar. Dan keenam adalah Padang Panjang,” ujarnya