Kementerian Ekraf Ingin IP Lokal Naik Kelas Lewat JAFF Market 2025

voi.id • 21 jam yang lalu
Cover Berita
Kementerian Ekraf melakukan penandatanganan MoU dalam Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) Market 2025. Foto: Dok. Kementerian Ekraf

JAKARTA - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif berkomitmen memperkuat ekosistem film, animasi dan video melalui pendukungan dan partisipasi aktif di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) Market 2025.

 

Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya mengatakan, JAFF Market bukan sekadar ruang temu, melainkan jembatan kolaborasi yang memperkuat jalur adaptasi IP menjadi film dan serial.

 

"Ini membuka peluang komersial baru bagi kreator sekaligus memperkokoh rantai nilai industri," ujar Riefky dalam keterangan resminya, Sabtu, 29 November.

 

JAFF Market 2025 berlangsung di Jogja Expo Center, Yogyakarta, pada 29 November sampai 1 Desember 2025 di Jogja Expo Center (JEC) dengan menghadirkan enam program, yaitu JAFF Future Project, Content Market, Talent Day, Film & Market Conference, Market Screening dan Film Lab.

 

JAFF Market disebut menjadi ruang strategis bagi kreator IP dan pelaku industri film Indonesia untuk berkolaborasi, berjejaring serta bertemu dengan investor guna mendorong komersialisasi karya ke pasar regional maupun global. Adapun pada tahun kedua ini, JAFF Market merupakan wadah film paling berpengaruh di kawasan Asia Tenggara.

 

Pada penyelenggaraan tahun lalu, JAFF Market mencatat capaian signifikan. Forum tersebut menarik partisipasi luas dari pelaku industri film berbagai negara, termasuk Korea Selatan, Belanda, Kamboja, Myanmar dan Malta.

 

Total dampak ekonomi mencapai Rp36 miliar, sementara nilai kontrak kerja sama tercatat Rp18,5 miliar, menunjukkan posisi strategis JAFF Market sebagai pendorong investasi di sektor perfilman.

Selain itu, ajang tersebut dihadiri lebih dari 6.723 pengunjung, menghadirkan 151 stan pameran serta menyelenggarakan 1.767 pertemuan bisnis.

 

Pada momentum sama, tercatat 61 penandatanganan MoU, seluruh capaian itu memperkuat peran JAFF sebagai katalis pertumbuhan industri film nasional dan internasional untuk membuka lapangan kerja baru.

 

"Di dalam Astacita ke-3 Presiden Prabowo, fokus pemerintah adalah meningkatkan lapangan kerja berkualitas salah satunya di industri kreatif. Sektor ini terbukti berkontribusi nyata dalam membuka lapangan kerja berkualitas baru, mendorong ekspor, menarik investasi serta meningkatkan sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)," katanya.

 

Pada edisi JAFF Market 2025, Kementerian Ekraf mendukung program Content Market dengan menghadirkan 10 IP karya kreator Indonesia yang telah dikurasi untuk bertemu para pemangku kepentingan industry IP tersebut terdiri dari Amurva, Elang Hitam, Glommy Sunday, Jemawa Yanti, Journal Of Terror, Meng, Sangkakala Di Langit Andalusia, Tabi, The Summoning dan World Without Sleep.

 

Kehadiran itu menjadi langkah penting dalam mendorong adaptasi buku, komik, gim serta karya orisinal menjadi konten audio visual kompetitif di pasar global.

 

Teuku Rifky menegaskan, pentingnya kolaborasi tersebut sebagai wujud kepercayaan terhadap kualitas kreator Indonesia.

 

Menurut dia, penandatanganan MoU tersebut menunjukkan IP Indonesia memiliki daya saing dan siap berkembang menjadi karya audiovisual bernilai tinggi.

 

"Kami berharap, kolaborasi semacam ini terus diperluas agar semakin banyak IP nasional memasuki pasar internasional," terang dia.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.