Bencana melanda Sumatera membuat sejumlah daerah masih sulit dijangkau bantuan. Dua daerah terparah di Sumut, yakni Tapanuli Tengah dan Sibolga masih terisolir.
"Sekarang masih perlu perhatian secara serius 2 daerah, pertama Tapteng, kedua Sibolga. Ini terisolir," kata Kepala BNPB Letjen Suharyanto dalam konferensi pers di Tapanuli Utara, Sumut, Minggu (30/11).
Dua daerah ini membutuhkan penanganan ekstra dalam hal pembukaan jalur evakuasi hingga pengiriman logistik bantuan untuk warga terdampak. Berbagai upaya masih terus dilakukan.
"Tapteng hanya bisa dicapai melalui udara. Di mana di tapteng itu ada Kota Sibolga. Kota sibolga hanya bisa dicapai lewat darat dari Tapteng, dan hanya bisa dicapai lewat laut," tambah dia.
Kondisi lainnya yang menyulitkan tim melakukan penanganan, yakni jalur penghubung kedua daerah ini juga masih terputus. Longsor masih menutupi akses jalan dan jaraknya tak main-main.
"Sekarang yang belum bisa tembus Tapanuli ke sibolga, karena ada longsoran-longsoran yang sangat panjang. Hampir 50 km yang tertutup," ungkap dia.
Saat ini, tim gabungan TNI-Polri sudah bergerak untuk membuka jalur. Tapi, karena panjangnya jalan yang tertutup, masih membutuhkan waktu sampai 4 hari ke depan untuk bisa membuka jalan.
Di sisi lain, masih ada warga yang terjebak di antara longsoran sepanjang 50 km itu. Sejumlah bantuan sudah disalurkan lewat udara. Kemudian, secara paralel, anggota juga melakukan evakuasi dengan cara berjalan kaki.
"Itu ada beberapa pejalan yang terjebak di situ sudah beberapa hari tapi kami droping logistik baik lewat udara maupun darat. Hari ini pasukannya kodim di BNPB 50 prajurit muda menggunakan ransel membawa logistik, Dia mendatangi para pejalan yang terjebak karena kejadian bencana, menunggu mobil yang dia enggak mau tinggalkan," jelas Suharyanto.
