Jakarta, tvOnenews.com - Aleksandar Stankovic akhirnya membuka cerita di balik keputusannya meninggalkan Inter Milan pada bursa transfer musim panas lalu. Ia menegaskan bahwa pilihannya murni didorong oleh keinginan untuk mendapatkan menit bermain lebih banyak serta lingkungan yang mendukung perkembangan pemain muda.
Gelandang berusia 19 tahun itu kini tampil reguler bersama Club Brugge dan langsung menjadi elemen penting dalam sistem permainan tim. Performa konsistennya bahkan mengantarkan dia masuk ke skuad tim nasional Serbia.
“Saya memilih Brugge karena mengikuti kata hati,” ujar Stankovic dalam wawancaranya dengan majalah Belgia HLN. Ia mengaku sudah mantap sejak pertemuan pertama dengan manajemen klub.
Pada Juli lalu, perwakilan Brugge bertemu Stankovic di sebuah hotel di Milan. Pertemuan tersebut berlangsung singkat namun menentukan karena sang pemain hanya butuh dua menit untuk menerima tawaran yang diberikan.
“Brugge adalah klub besar yang berani memberi kepercayaan kepada pemain muda,” katanya menegaskan. Ia juga menilai kesempatan bermain di Liga Champions menjadi salah satu faktor penting dalam keputusannya.
Stankovic merupakan produk akademi Inter, tempat ia berkembang sejak usia belia. Namun jalan menuju tim utama terasa terlalu panjang karena ketatnya persaingan di lini tengah Nerazzurri.
Brugge kemudian datang dengan proyek jangka panjang yang lebih jelas dan menjanjikan ruang tumbuh yang lebih besar. Klub Belgia itu merekrut Stankovic dengan biaya sekitar 10 juta euro pada awal musim.
Meski demikian, Inter menyisipkan klausul pembelian kembali senilai kurang lebih 25 juta euro dalam kesepakatan tersebut. Klausul itu memberi Nerazzurri opsi untuk membawa Stankovic pulang bila sang pemain berkembang menjadi bintang.
Saat ditanya soal klausul buyback itu, Stankovic memilih tidak banyak berkomentar. “Saya tidak tahu soal itu, Anda harus tanya mereka,” ujarnya diplomatis.
Ia menegaskan bahwa klausul tersebut bukan permintaan pribadinya saat proses negosiasi berlangsung. Fokus utamanya hanya mencari klub yang bisa memberinya waktu bermain serta kesempatan berkembang secara konsisten.
Sebagai putra legenda Inter dan Lazio, Dejan Stankovic, Aleksandar menyadari besarnya ekspektasi yang melekat padanya. Namun ia justru menjadikan tekanan itu sebagai motivasi untuk membuktikan diri.