Antrean IPO di BEI Masih Padat Jelang Akhir Tahun

wartaekonomi.co.id • 17 jam yang lalu
Cover Berita
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat antrean penawaran umum perdana (IPO) yang masih padat hingga akhir November 2025. 

Berdasarkan data per 28 November, terdapat 13 calon emiten yang sedang menunggu proses pencatatan, mencerminkan minat korporasi yang tetap kuat meski kondisi pasar bergerak dinamis. Informasi tersebut disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna.

Baca Juga: IHSG Jelang Akhir Pekan Ditutup Turun 0,43% ke 8.508, Saham BHAT Pimpin Top Losers

Nyoman menjelaskan bahwa pipeline IPO tersebut terdiri atas dua perusahaan dengan aset skala kecil, empat perusahaan berskala menengah, dan tujuh perusahaan dengan aset besar. 

Dari jumlah tersebut, tujuh calon emiten telah menggunakan laporan keuangan per Juni 2025 sebagai dasar pengajuan dokumen. 

“Apabila tidak terdapat concern terkait penawaran umum dan pencatatan oleh OJK dan BEI maka kami berharap perusahaan-perusahaan tersebut dapat melaksanakan pencatatan sahamnya pada sisa tahun 2025,” ujar Nyoman, dikutip Minggu (30/11/2025).

Selain antrean IPO, BEI juga masih memproses aksi korporasi lain. Terdapat satu perusahaan yang menyiapkan aksi rights issue dan berpotensi menambah suplai saham baru di pasar. 

Di sisi pasar utang, terdapat 23 rencana penerbitan obligasi yang berasal dari 17 perusahaan. Menurut BEI, pipeline tersebut menunjukkan kebutuhan pembiayaan yang terus meningkat di sektor korporasi, terutama untuk ekspansi dan penguatan struktur permodalan.

Tidak hanya itu, minat penerbit dalam kategori produk investasi alternatif juga terlihat. Dua exchange traded fund (ETF) sedang memasuki tahap pencatatan, sementara satu dana investasi real estat (DIRE) juga berada dalam proses serupa. 

Keberagaman instrumen tersebut dinilai mencerminkan upaya pendalaman pasar dan memperluas pilihan investasi bagi publik.

Nyoman menambahkan bahwa proses evaluasi oleh bursa dan regulator terus dilakukan secara paralel. Tahapan penelaahan dianggap krusial untuk memastikan penerbit memenuhi aspek tata kelola serta kesiapan operasional sebagai perusahaan publik. 

Ia menekankan bahwa kelengkapan dokumen keuangan, kepatuhan terhadap aturan, serta transparansi informasi menjadi faktor penentu dalam percepatan jadwal pencatatan.

Dengan masih adanya waktu satu bulan menuju penutupan tahun, BEI melihat peluang bahwa beberapa emiten dalam pipeline dapat menyelesaikan prosesnya. 

Baca Juga: Inggris Wajibkan Bursa Kripto Kumpulkan Data Transaksi Investor Mulai 2026

Realisasi tersebut, apabila tercapai, berpotensi menambah jumlah pencatatan baru di 2025 dan menjaga momentum penggalangan dana di pasar modal domestik.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.