JAKARTA - Penjualan Tesla boleh laris manis di Eropa, Amerika Serikat, dan China. Di India, kondisinya justru sangat jauh berbeda. Bisa dikatakan Tesla justru "berdarah-darah" saat berjualan mobil listrik di negeri kari itu.
Dilaporkan Electreck, Minggu 30 November, Tesla hanya berhasil menjual sebanyak 100 unit mobil listrik sejak mereka pertama kali masuk India pada Juli 2025 lalu. Angka ini sangat kecil, terutama mengingat India kini merupakan negara dengan populasi terbesar di dunia, hampir 1,5 miliar jiwa.
Kecilnya penjualan berdampak luas ke Tesla di India. Beberapa pejabat penting Tesla India mengundurkan diri mulai dari kepala operasi Tesla India hingga eksekutif lainnya.
“Jika dibandingkan dengan pasar mobil listrik India secara keseluruhan, angka tersebut memang terlihat sedikit lebih wajar. Hanya saja jika dibandingkan dengan Tesla di negara-negara lain, angka tersebut sangat menyedihkan,” tulis Electreck.
Sementara, penjualan EV dari merek lain menunjukkan pertumbuhan kuat. Pasar otomotif India tumbuh sekitar 13 persen tahun ini, sementara penjualan mobil listrik melonjak 57 persen, jauh melampaui pertumbuhan industri otomotif secara keseluruhan.
Pertumbuhan tersebut banyak didorong oleh merek Tiongkok yang menguasai sekitar sepertiga pangsa EV dengan total sekitar 60.000 unit terjual tahun ini. Di segmen mewah, EV asal Jerman seperti Mercedes, BMW, dan Audi berhasil mencatat sekitar 4.000 unit, jumlah yang jauh melampaui penjualan Tesla di India.
Kondisi ini tentu memprihatinkan buat Tesla mengingat mereka datang ke India dengan proses yang tidak mudah. Selama beberapa tahun, saat Tesla berupaya memasuki pasar India, berbagai kebijakan proteksionis membuat langkah itu sulit terwujud.
Situasi memang berubah pada Maret tahun ini ketika pemerintah India menghapus bea impor kendaraan listrik, membuka peluang bagi produsen asing untuk menjual mobil listrik mereka di negara tersebut. Kebijakan itu menjadikan India terbuka untuk merek asal Tiongkok, Jerman, Korea, dan Amerika, termasuk Tesla, meski negara ini juga memiliki pemain lokal kuat seperti Mahindra dan Tata.
Hanya saja semuanya justru tetap tidak mudah buat Tesla. Diyakini masalah harga jadi faktor besar masyarakat India tidak tertarik dengan Tesla.
Tesla tergolong mobil mewah di India karena biaya impor membuat harganya melambung. Model Y yang dijual sekitar US$ 40.000 di Amerika Serikat, naik sekitar US$ 67.000 di India. Harga ini berada jauh di luar jangkauan sebagian besar konsumen India, mengingat hanya sekitar 1 persen penjualan mobil di negara tersebut berada di kategori mewah.
Pengembangan infrastruktur kendaraan listrik juga masih menjadi tantangan. Tesla baru memiliki satu Supercharger di India, dengan dua lokasi lain yang masih berstatus “coming soon” di area Gurugram. Meski terdapat ribuan titik pengisian daya lain di seluruh India dan pengguna tetap bisa mengisi daya di rumah, jumlah tersebut masih kecil dibanding kebutuhan negara berpenduduk besar.