Jakarta, tvOnenews.com - Harga bahan bakar minyak (BBM) kembali mengalami penyesuaian di awal Desember 2025. Dua operator SPBU, yakni Vivo dan Pertamina, resmi menaikkan harga untuk sejumlah jenis BBM mulai 1 Desember 2025. Penyesuaian harga ini terjadi di tengah kondisi pasar energi global yang masih fluktuatif dan tren kenaikan harga minyak mentah dunia.
SPBU Vivo menjadi salah satu pihak yang melakukan penyesuaian harga signifikan. Berdasarkan pengumuman di akun resmi Instagram SPBU Vivo Jakarta, harga BBM jenis Revvo 92 kini mencapai Rp13.000 per liter, naik dari Rp12.680 per liter pada November 2025. Harga ini berlaku mulai Senin, 1 Desember 2025.
Selain Revvo 92, jenis Diesel Primus Plus juga mengalami kenaikan, kini dibanderol Rp15.250 per liter, naik dari harga sebelumnya Rp14.410 per liter. Dengan kenaikan tersebut, seluruh BBM aktif yang tersedia di SPBU Vivo mengalami penyesuaian harga. Sementara itu, jenis bensin lain di SPBU Vivo dilaporkan masih kosong sejak pertengahan Oktober dan belum ada informasi pemulihan pasokan hingga kini.
Di sisi lain, PT Pertamina (Persero) juga menetapkan penyesuaian harga BBM non-subsidi di berbagai wilayah, termasuk Jabodetabek. Jenis Pertamax (RON 92) kini dibanderol Rp12.750 per liter, naik dari sebelumnya Rp12.200 per liter. Kenaikan juga terjadi pada Pertamax Green (RON 95) yang naik menjadi Rp13.300 per liter dari Rp13.000 per liter.
Jenis Pertamax Turbo (RON 98) juga menunjukkan perubahan harga menjadi Rp13.750 per liter, naik dari Rp13.100 per liter yang berlaku sejak September 2025. Penyesuaian harga turut diterapkan untuk varian diesel Pertamina.
Jenis Dexlite (CN 51) kini dijual dengan harga Rp14.700 per liter, naik dari Rp13.900 per liter. Sementara Pertamina Dex (CN 53) naik menjadi Rp15.000 per liter, dari sebelumnya Rp14.200 per liter. Kenaikan ini menandai tren penyesuaian harga energi nasional yang berlangsung sejak awal semester kedua tahun 2025.
Meski demikian, pemerintah memastikan harga BBM penugasan dan subsidi tetap stabil. Jenis Pertalite masih dipertahankan di harga Rp10.000 per liter, sementara Biosolar tetap Rp6.800 per liter tanpa ada perubahan.
