jpnn.com, JAKARTA - Upaya membantu masyarakat yang terdampak banjir dan tanah longsor di Aceh dan sejumlah wilayah Sumatra lainnya terus dilakukan melalui berbagai jalur, baik laut maupun darat.
Cuaca ekstrem sejak Rabu (26/11) yang telah memutus aliran listrik, akses komunikasi, serta jalur transportasi di Langsa, Lhokseumawe dan beberapa kabupaten lain, membuat ribuan warga masih membutuhkan dukungan logistik serta ruang aman sementara.
BACA JUGA: Lewat Kegiatan Ini, Pelajar Diharapkan Dapat Mengenal Tugas dan Fungsi Bea Cukai
Di tengah terputusnya jaringan telekomunikasi darat, Kapal Patroli Bea Cukai BC30001 menjadi salah satu titik komunikasi darurat bagi warga dan pegawai lintas instansi yang kehilangan kontak dengan keluarga.
BACA JUGA: Bea Cukai Sebut Pemberian Fasilitas Kepabeanan Memperkuat Daya Saing Industri Nasional
Pada Kamis (27/11), anjungan dan ruang tengah kapal ditata ulang agar dapat menampung puluhan orang yang mencari tempat berlindung.
Bandwidth internet kapal ditingkatkan untuk memastikan komunikasi dasar tetap berjalan, sementara ransum kapal dibagikan kepada warga yang memerlukan.
BACA JUGA: Bea Cukai Pekanbaru Musnahkan Barang Ilegal Hasil Penindakan Senilai Rp 20,1 Miliar
Koordinasi juga dilakukan dengan TNI Angkatan Laut untuk pemenuhan pasokan air tawar.
Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai Nirwala Dwi Heryanto menyampaikan prioritas utama saat ini adalah memastikan bantuan mencapai masyarakat secepat dan seaman mungkin.
“Di situasi seperti ini, yang terpenting adalah keselamatan dan terpenuhinya kebutuhan dasar warga. Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak agar setiap dukungan logistik dapat benar-benar membantu meringankan beban saudara-saudara kita di daerah terdampak,” ujar Nirwala dalam keterangannya, Senin (1/12).
Upaya darat juga tidak berhenti, setelah melewati jalanan yang tertutup material longsor, mobil patroli Bea Cukai Aceh menembus Pidie Jaya pada Sabtu (29/11) dan mencapai Posko Peduli Banjir Gampong Beuringen.
Tim segera menyalurkan bantuan dasar yang dihimpun dari para pegawai serta melakukan pemetaan cepat terhadap kondisi jalan untuk mendukung pengiriman logistik berikutnya.
Sementara itu, penyaluran melalui laut diperkuat dengan keberangkatan Kapal Patroli BC60001 dari Tanjung Balai Karimun pada Sabtu (29/11) pukul 19.15 WIB, membawa bantuan kebutuhan pokok, air minum, LPG, dan perlengkapan darurat.
Kapal diperkirakan tiba di Langsa setelah melewati perjalanan sekitar 30 jam, menjadi alternatif utama karena akses darat dari Medan ke Langsa masih terputus.
Pada Minggu (30/11) pagi, Kapal Patroli BC30001 melaksanakan operasi Ship-to-Ship (STS) dengan KRI Sutedi Senoputro 378 untuk mempercepat distribusi bantuan.
Proses pemindahan berlangsung selama dua jam dengan melibatkan Pemerintah Kota Langsa, Satpol PP, Polres, Polairud, serta awak kedua kapal.
Sebanyak 2 ribu dus mi instan dan seribu papan telur ayam dipindahkan untuk menjawab kebutuhan mendesak masyarakat yang masih kesulitan memperoleh bahan makanan.
Setelah proses STS selesai, BC 30001 sandar di Pelabuhan Langsa pada pukul 10.30 WIB.
Pemerintah Kota Langsa langsung mengoordinasikan penyaluran bantuan kepada warga di titik-titik terdampak.
Nirwala menambahkan seluruh proses penanganan dilakukan dengan mengutamakan empati dan kolaborasi lintas instansi.
“Bencana ini mengingatkan kita untuk saling menjaga. Kami berupaya hadir sebagai bagian dari gotong royong nasional, bekerja bersama siapa pun yang ada di garis depan,” kata Nirwala.
Di tengah masa pemulihan awal yang masih berlangsung, berbagai jalur bantuan ini diharapkan dapat mempercepat pemenuhan kebutuhan warga serta mendukung pemulihan aktivitas masyarakat di wilayah terdampak banjir dan longsor. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi