Jakarta, tvOnenews.com - Sholawat Kebangsaan dan Walk For Harmony yang digelar Ditjen Bimas Islam Kemenag diikuti hingga 52.500 peserta. Giat ini memberi dampak ekonomi signifikan bagi UMKM di kawasan Masjid Al-Akbar Surabaya.
Pedagang makanan, minuman, hingga pengemudi transportasi daring mencatat kenaikan transaksi. Salah satu pelaku food truck, bahkan meraih omzet Rp2 juta. Kehadiran peserta dari berbagai daerah juga memberi efek berantai pada jasa parkir dan pedagang kaki lima.
Kepala Kantor Kemenag Kota Surabaya, Muhammad Muslim, membenarkan adanya lonjakan ekonomi pada kegiatan tersebut. Menurutnya, keramaian sejak pagi langsung berdampak pada penjualan para pedagang.
“Yang namanya orang kumpul banyak itu dampaknya pasti positif. Di sepanjang jalur itu, jualan laris semua. Secara ekonomi sangat berdampak pada usaha kecil. Peserta banyak yang belum sarapan, jadi camilan dan minuman langsung habis,” ujar Muslim di Surabaya, Minggu (30/11/2025)
Ia menambahkan, tingginya minat masyarakat juga dipengaruhi hadiah besar dari panitia. Banyak warga datang bersama keluarga dan komunitas, sehingga suasana makin hidup dan peluang transaksi pedagang meningkat.
Sholawat Kebangsaan dan Walk For Harmony menjadi bagian dari rangkaian kegiatan The Wonder of Harmony. Kegiatan ini dimulai dengan Sholawat Kebangsaan pada 28 November 2025 yang menghadirkan 25.000 jemaah. Antusiasme meningkat pada Walk For Harmony yang digelar hari ini. Jumlah peserta mencapai 27.500 orang dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, mengatakan, kegiatan ini bertujuan merawat harmoni sosial sekaligus memperkuat kesadaran spiritual. Ia juga mengajak masyarakat memperluas kepedulian sosial melalui zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
“Kami dari Kemenag merayakan toleransi, kerukunan, kedamaian, dan harmoni. Sekaligus saya mengajak masyarakat Jawa Timur dan Indonesia, kalau berkelebihan rezeki, mari kita melaksanakan zakat, infak, sedekah, dan wakaf untuk saudara-saudara kita yang sedang kekurangan,” ujar Abu.
Ia menilai, tingginya partisipasi masyarakat menunjukkan kuatnya komitmen warga Jawa Timur dalam menjaga kedamaian. Selain nilai spiritual, kegiatan ini ikut menggerakkan ekonomi lokal. (rpi)