BMKG: Siklon Tak Bisa Dicegah dengan Modifikasi Cuaca, Sangat Berbahaya

kumparan.com • 7 jam yang lalu
Cover Berita

Banjir, banjir bandang, dan tanah longsor menerjang Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, dalam sepekan terakhir. Bencana ini salah satunya dipicu Siklon Tropis Senyar.

Meski begitu, banyak pihak menilai banjir bandang dan longsor terjadi tidak serta merta karena faktor alam badai dahsyat Senyar. Sebab ada kerusakan hutan imbas pembalakan liar. Sebagai contohnya, muncul gelondongan kayu di beberapa daerah.

Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani mengatakan, dirinya mendapat pertanyaan apakah dimungkinkan dilakukan modifikasi cuaca untuk mencegah bibit siklon menjadi siklon seperti Senyar.

Ia menegaskan, kemunculan bibit siklon ini tidak bisa dicegah melalui modifikasi cuaca.

"Terakhir ada pertanyaan yang banyak muncul di media, apakah operasi modifikasi cuaca bisa dilaksanakan untuk mencegah bibit siklon berkembang menjadi siklon? Atau siklon itu apakah bisa dimodifikasi cuacanya? Jawabannya untuk sampai dengan saat ini jawabannya tidak bisa," kata Teuku dalam rapat koordinasi di Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (1/12).

Jepang Coba Kendalikan Badai

Meski begitu, BMKG mengatakan sudah ada negara yang mencanangkan proyek untuk melemahkan bahkan mengendalikan siklon salah satunya Jepang. Namun, proyek ini diperkirakan baru bisa diterapkan pada 2050.

"Bahkan Jepang memiliki proyek ambisius namanya Moonshot yang memiliki cita-cita untuk dapat melemahkan, mengendalikan siklon, kalau di sana namanya taifun [topan] atau badai, di 2050," kata Teuku.

Sudah Disampaikan ke Pemda

BMKG mengatakan, sebenarnya potensi bahaya dari siklon Senyar sudah disampaikan kepada pemerintah daerah. Bahkan beberapa hari sebelum siklon terjadi.

"Jadi di daerah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat itu Kepala Balai 1, Balai Besar BMKG Wilayah 1 itu sudah mengeluarkan warning 8 hari sebelumnya, diulang lagi 4 hari sebelumnya, kemudian diberikan 2 hari sebelumnya," tambah dia.

"Sehingga ada beberapa kepala daerah juga yang menangkap informasi itu dan menyampaikan secara langsung kepada jajarannya di tingkat daerah," kata dia.

Namun dalam faktanya, terjadi anomali karena anomali atmosfer dan memicu Siklon Senyar di Selat Malaka.

"Dan pada saat yang sama Selat Malaka ini suhunya agak hangat, menaikkan hujan, awan hujan terbentuk cukup banyak, sehingga walaupun Siklon Senyar berkategori 1 paling rendah dari kategori 1 sampai 5, menimbulkan dampak bencana yang sangat besar," kata Teuku.

Sedikitnya 442 Orang Tewas

Jumlah korban jiwa dalam bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh terus bertambah. Hingga Minggu (30/11) malam, korban jiwa mencapai 442 orang.

Hal tersebut disampaikan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam konferensi pers secara daring.

Berikut rinciannya:


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.