MANADO - Ratusan sopir Mikrolet di kota Manado menggelar demo menolak adanya bus Trans Manado, yang belum lama ini diresmikan oleh pemerintah.
Demo berlangsung di pusat Kota Manado, Senin (1/12). Ini menimbulkan kemacetan parah di pusat Kota Manado, terutama di jalan Boulevard Manado.
Wakil Ketua Basis Malalayang, Steven Gagana, menyebutkan jika demo yang mereka gelar merupakan bentuk protes karena merasa nasibnya kurang diperhatikan oleh pemerintah.
Terlebih kehadiran Bus Trans Manado dinilai mengganggu mata pencaharian mereka yang selama ini sudah terasa sulit. Maklum, Bus Trans Manado ini beroperasi secara gratis pada tiga bulan pertama, lalu kemudian menerapkan tarif di bawah tarif mikrolet.
“Kami menolak trans Manado ini. Mereka ini meresahkan bagi kami sopir. Mereka juga selama beroperasi belum punya izin. Jadi ini aneh bagi kami,” ungkap Steven.
Ia menilai Bus Trans Manado harusnya tidak beroperasi di wilayah dalam kota, karena akan bersinggungan langsung dengan para sopir mikrolet.
“Seharusnya jangan masuk dalam kota. Kan ada aturannya. Kami jadi sulit juga mendapatkan penumpang. Jadi kami menolak kehadiran bus Trans Manado,” kata dia kembali.
Sementara, Jufri Mokodongan, perwakilan sopir mikrolet lainnya, mengungkapkan jika selama ini mereka sudah kesulitan bersaing dengan transportasi lainnya seperti ojek online (ojol).
Sehingga menurutnya, dengan kehadiran bus Trans Manado akan menambah persaingan, yang dinilainya sangat mengganggu mata pencaharian.
“Kami pendapatan sudah berkurang. Sedangkan tanpa ada bus ini kami sudah sulit sekali. Jadi kami minta Pemerintah kota Manado untuk meniadakan bus ini,” kata Jufri.
“Kami ini per hari hanya dapat Rp 150 ribu, belum dipotong biaya sewa mobil dan bensin. Terus harus bertambah saingan lagi,” ujarnya kembali.