IDAI: Anak-anak Korban Banjir di Sumatra Terpapar ISPA hingga Diare
Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra, khususnya Sumatra Selatan dan Jambi, mengancam kesehatan anak-anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut anak-anak korban banjir banyak yang terpapar penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) hingga diare.
Ketua Umum IDAI, dr. Fitri Hartanto, Sp.A(K), mengatakan, kondisi lingkungan yang tidak sehat pascabanjir menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit pada anak.
"Anak-anak banyak yang terpapar ISPA, diare, dan penyakit kulit. Ini karena lingkungan yang tidak bersih, air yang tercemar, dan keterbatasan akses air bersih," kata Fitri dalam konferensi pers daring, Rabu (12/2/2025).
Ia menjelaskan, genangan air banjir yang kotor menjadi tempat berkembang biak bakteri dan virus. Anak-anak yang bermain atau terpaksa beraktivitas di air banjir sangat rentan terinfeksi.
"Belum lagi jika mereka mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Risiko diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui makanan dan air sangat tinggi," ujarnya.
Selain penyakit infeksi, IDAI juga mengkhawatirkan dampak psikologis banjir pada anak. Trauma, ketakutan, dan stres akibat kehilangan rumah serta terganggunya rutinitas dapat memengaruhi kesehatan mental anak.
"Anak-anak bisa mengalami gangguan tidur, cemas berlebihan, atau menjadi lebih rewel. Peran orang tua dan pendampingan psikososial sangat penting dalam situasi ini," tutur Fitri.
IDAI melalui cabang-cabangnya di daerah terdampak telah mengerahkan relawan dokter anak untuk memberikan pelayanan kesehatan. Bantuan yang diberikan antara lain pemeriksaan kesehatan, pengobatan, penyuluhan kesehatan, dan distribusi obat-obatan dasar.
"Kami mendorong orang tua untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sebaik mungkin, menggunakan air bersih, serta segera memeriksakan anak jika menunjukkan gejala sakit," pesannya.
Banjir yang terjadi sejak akhir Januari 2025 tersebut telah merendam ribuan rumah dan mengakibatkan puluhan ribu orang mengungsi. Pemerintah setempat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus melakukan upaya penanganan darurat dan pemulihan.