Jakarta, VIVA – Pembangunan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan oleh Pertamina, dinilai sebagai langkah penting dalam memperkuat kapasitas industri kilang nasional dan mempercepat agenda hilirisasi migas Indonesia.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menegaskan, keberadaan industri kilang memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia, dan modernisasi Kilang Balikpapan berada di jalur yang tepat untuk menjawab kebutuhan energi nasional yang terus meningkat.
“Industri kilang telah menjadi penopang utama perekonomian sejak awal pembangunan nasional. Hilirisasi migas memberi dampak ekonomi yang besar, baik secara langsung maupun tidak langsung. RDMP Balikpapan adalah proyek yang sangat strategis karena memperkuat fondasi hilirisasi tersebut,” kata Komaidi dalam keterangannya, Senin, 1 Desember 2025.
- VIVA/Ismoko Widjaya
Berdasarkan analisis ReforMiner, hilirisasi migas memiliki efek berganda yang luas. Setiap tambahan investasi Rp 1 triliun di industri kilang dapat menciptakan manfaat ekonomi hingga Rp 9,16 triliun di berbagai sektor perekonomian.
Dengan nilai investasi RDMP Balikpapan yang mencapai lebih dari US$7 miliar, Dia meyakini bahwa proyek ini akan turut menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru yang akan memperkuat daerah dan nasional.
“Dari sisi linkage, industri kilang memiliki keterkaitan yang sangat luas. Ada 93 sektor ekonomi yang memasok input ke kilang, dan 183 sektor lain yang memakai produk kilang. Jadi, ketika kapasitas kilang naik, efeknya langsung menggerakkan hampir seluruh struktur ekonomi nasional,” ujar Komaidi.
RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas produksi dari sekitar 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari, sekaligus memproduksi BBM berstandar Euro V dengan kandungan sulfur di bawah 10 ppm.
Teknologi baru seperti Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), Naptha Block, dan Hydrotreating Unit akan memastikan kualitas produk yang lebih ramah lingkungan.
Komaidi menilai, modernisasi kilang ini sangat relevan dengan tantangan energi nasional. Saat ini, Indonesia masih harus mengimpor sekitar 0,4 juta barel per hari BBM untuk memenuhi kebutuhan yang mencapai 1,5 juta barel per hari. Peningkatan kapasitas RDMP Balikpapan akan menekan angka impor dan memperbaiki neraca perdagangan migas.