RDMP Balikpapan Pacu Penghematan Devisa Impor Hingga Rp 1.134 Triliun

viva.co.id • 3 jam yang lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Pembangunan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan oleh Pertamina, dinilai sebagai langkah penting dalam memperkuat kapasitas industri kilang nasional dan mempercepat agenda hilirisasi migas Indonesia. 

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menegaskan, keberadaan industri kilang memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia, dan modernisasi Kilang Balikpapan berada di jalur yang tepat untuk menjawab kebutuhan energi nasional yang terus meningkat.

Baca Juga :
Listrik di Sumbar Mulai Pulih, Kementerian ESDM: Sumut dan Aceh Masih Terputus
RI Impor Beras hingga 40,7 Ribu Ton di Oktober 2025, Nilainya Capai Rp 317,93 Miliar

“Industri kilang telah menjadi penopang utama perekonomian sejak awal pembangunan nasional. Hilirisasi migas memberi dampak ekonomi yang besar, baik secara langsung maupun tidak langsung. RDMP Balikpapan adalah proyek yang sangat strategis karena memperkuat fondasi hilirisasi tersebut,” kata Komaidi dalam keterangannya, Senin, 1 Desember 2025.

Warehouse piping di RDMP Balikpapan.
Photo :
  • VIVA/Ismoko Widjaya

Berdasarkan analisis ReforMiner, hilirisasi migas memiliki efek berganda yang luas. Setiap tambahan investasi Rp 1 triliun di industri kilang dapat menciptakan manfaat ekonomi hingga Rp 9,16 triliun di berbagai sektor perekonomian.

Dengan nilai investasi RDMP Balikpapan yang mencapai lebih dari US$7 miliar, Dia meyakini bahwa proyek ini akan turut menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru yang akan memperkuat daerah dan nasional.

“Dari sisi linkage, industri kilang memiliki keterkaitan yang sangat luas. Ada 93 sektor ekonomi yang memasok input ke kilang, dan 183 sektor lain yang memakai produk kilang. Jadi, ketika kapasitas kilang naik, efeknya langsung menggerakkan hampir seluruh struktur ekonomi nasional,” ujar Komaidi.

RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas produksi dari sekitar 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari, sekaligus memproduksi BBM berstandar Euro V dengan kandungan sulfur di bawah 10 ppm.

Teknologi baru seperti Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), Naptha Block, dan Hydrotreating Unit akan memastikan kualitas produk yang lebih ramah lingkungan.

Komaidi menilai, modernisasi kilang ini sangat relevan dengan tantangan energi nasional. Saat ini, Indonesia masih harus mengimpor sekitar 0,4 juta barel per hari BBM untuk memenuhi kebutuhan yang mencapai 1,5 juta barel per hari. Peningkatan kapasitas RDMP Balikpapan akan menekan angka impor dan memperbaiki neraca perdagangan migas.

Baca Juga :
Mesin dan Kendaraan Bikin Impor RI Per Oktober 2025 Tembus US$198,16 Miliar
Neraca Dagang RI Surplus US$2,39 Miliar Per Oktober 2025, BPS: 66 Bulan Beruntun
Prabowo Jamin Penyaluran BBM ke Lokasi Bencana di Aceh-Sumatera Jadi Prioritas

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.