Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan alasannya fokus untuk menumbuhkan peredaran uang primer atau M0 sejak ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto pada 8 September 2025.
Ia mengatakan, kebijakan itu didasari dari analisisnya yang melihat kebijakan ekonomi yang dibuat pemerintah selama ini malah menekan ekonomi masyarakat, terlihat dari tak tumbuhnya peredaran uang primer. Berujung pada demonstrasi besar-besaran pada Agustus-September 2025.
"Saya juga enggak seberapa tahu kenapa melambat tapi saya lihat orang-orang turun ke jalan, demo besar-besaran dan kita lihat apakah demo itu sebentar akan hilang atau tidak," ucap Purbaya dalam acara Pembukaan Rapimnas Kadin 2025, Jakarta, Senin (1/12/2025).
Menurut Purbaya, jika masalah perekonomian itu tak segera diselesaikan, demonstrasi bahkan bisa terjadi secara berkepanjangan saat itu. Bahkan memiliki potensi menggulingkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto pada 2026.
"Kita analisa kemungkinan besar enggak akan hilang kalau ekonominya enggak diperbaiki, dan mungkin kita akan masuk ke sesi awal tahun depan kita mungkin mengalami pergantian kekuasaan yang costnya besar sekali buat masyarakat kita," tegas Purbaya.
"Kenapa saya sok tahu? memang ekonominya sedang diberhentikan," kata Purbaya.
Oleh sebab itu, untuk kembali menumbuhkan peredaran uang primer, Purbaya menggelontorkan dana menganggur pemerintah di Bank Indonesia yang kini sudah mencapai Rp 276 triliun ke sistem keuangan domestik, yakni melalui perbankan.
Melalui kebijakan itu, ia mengatakan, peredaran uang primer kini telah tumbuh hingga kisaran 13%, dan masyarakat tak lagi banyak melakukan demonstrasi.
(arj/mij)