EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini mengungkapkan bahwa operasi “darat” terhadap Venezuela akan segera dimulai. Tak lama kemudian, ia kembali mengeluarkan peringatan global bahwa wilayah udara Venezuela harus dianggap sebagai “sepenuhnya tertutup”.
Pada 29 November, Trump menulis di platform media sosialnya, Truth Social: “Kepada semua maskapai penerbangan, pilot, pengedar narkoba, dan pelaku perdagangan manusia: anggap wilayah udara Venezuela dan area sekitarnya sebagai wilayah yang sepenuhnya tertutup.”
Pada 27 November, Trump sudah menyatakan bahwa operasi “darat” untuk menghentikan perdagangan narkoba Venezuela akan dimulai “dalam waktu dekat”.
Sebelumnya pada 21 November, Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) memperingatkan maskapai-maskapai besar Amerika bahwa terbang melintasi wilayah udara Venezuela dapat menghadirkan “potensi bahaya”. Karena itu, sejumlah maskapai internasional membatalkan penerbangan dari Venezuela.
Tidak lama sebelumnya, pemerintahan Trump juga telah menetapkan “Kartel Matahari” (Cartel de los Soles) sebagai organisasi teroris asing. Pemerintah AS menuduh kelompok ini menyelundupkan narkoba dalam jumlah besar ke Amerika Serikat dan menyebabkan banyak kematian warga AS. Washington juga menuding Presiden Venezuela Nicolás Maduro sebagai pemimpin kartel tersebut — tuduhan yang dibantah keras oleh Maduro.
Pemerintah AS telah lama memasukkan Maduro dalam daftar buronan, dan hadiah bagi siapa pun yang dapat memberikan informasi untuk menangkapnya telah dinaikkan menjadi 50 juta dolar AS.
Menurut Reuters, seorang pejabat tinggi pemerintah AS pada 22 November mengatakan bahwa Presiden Trump siap menggunakan seluruh kekuatan Amerika untuk menghentikan arus narkoba masuk ke negara tersebut dan membawa para pelakunya ke pengadilan. Ia juga menekankan bahwa terkait rezim Maduro di Venezuela, “semua opsi sedang dipertimbangkan”.
Sejak September, militer AS telah melakukan sedikitnya 21 operasi serangan terhadap kapal-kapal penyelundup narkoba di Karibia dan Pasifik, menewaskan 83 pengedar narkoba.
Di bawah tekanan Amerika, rezim Maduro yang semakin terpojok mulai berpura-pura melakukan “pemberantasan narkoba”. Namun banyak pihak menilai ini hanyalah aksi pencitraan tanpa tindakan nyata.
Sumber : NTDTV.com