jpnn.com, JAKARTA - Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menyebutkan hujan dengan curah yang tinggi menjadi satu di antara penyebab banjir dan longsor melanda Sumatra bagian utara.
Hal demikian terungkap saat Faisal hadir dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi V DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/12).
BACA JUGA: Prihatin Bencana Sumatra, Presiden Prabowo Pastikan Kebutuhan Pengungsi Terus Didukung Pemerintah
Awalnya, Faisal menyebutkan ada siklon menaungi udara wilayah Sumatra bagian utara yang dinamai Senyar.
Dia mengatakan Siklon Senyar terbentuk karena angin monsun dari Asia, dingin dari Siberia, IOD negatif di daerah Samudra Hindia.
BACA JUGA: Bencana di Sumatra, Ketum Golkar Langsung Buat Perintah, Begini Isinya
"Diperkuat dengan suhu permukaan laut di Selat Malaka yang cukup tinggi," kata Faisal.
Menurut Faisal, fenomena alam itu yang membentuk awan, sehingga bibit siklon terbentuk, kemudian berkembang.
BACA JUGA: Banjir Bandang Sumatra Telan Ratusan Korban, Pakar ITB Beberkan Faktor Pemicu
"Dia berada di antara dua Sumatera dan Semenanjung Malaysia sehingga dia terperangkap," katanya.
Dia mengatakan Siklon Senyar ini yang pada akhirnya menghasilkan curah hujan tinggi di Sumatera bagian utara.
"Berputar-putar di sana, sehingga terjadilah curah hujan yang tinggi antara dua sampai tiga hari," ungkap Faisal.
Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengatakan curah hujan terekam ekstrem pada 25-27 November 2025.
"Itu sangat ekstrem," kata Faisal.
Dia menuturkan curah hujan Kabupaten Bireuen bahkan mencapai 411 mm perhari dalam periode cuaca ekstrem akibat siklon.
Faisal menggambarkan bahwa curah hujan selama satu sengah bulan di Bireuen terjadi hanya dalam tiga hari aelama 25-27 November.
"Bayangkan itu terjadi selama tiga hari," kata Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM itu.
Faisal mengatakan curah hujan yang tinggi ini yang pada akhirnya menjadi satu di antara penyebab banjir di Sumatera bagian utara.
"Tanah kemudian tidak mampu atau lahan tidak mampu dalam menahan tumpahan air hujan yang demikian banyak hingga terjadilah banjir bandang, longsor, dan banjir, ya," kata dia.
Selain Bireuen, kata Faisal, Kabupaten Langkat juga terpantau memiliki hujan dengan curah tinggi pada 25-27 November dengan 390 mm per hari.
"Memang kata kuncinya ialah siklon tropis ini bukan bencana yang lazim terjadi di daerah tropis, tetapi inilah kejadian yang kita hadapi sekarang," katanya. (ast/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kata Kemenhub Terkait Polemik Bandara IMIP Morowali
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Aristo Setiawan