Sulawesi Utara Alami Deflasi 0,41 Persen, Cabai Rawit dan Tomat Penyebabnya

kumparan.com • 2 jam yang lalu
Cover Berita

MANADO - Pada November 2025, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) alami deflasi secara month to month (m-to-m) sebesar 0,41 persen. Sementara jika dilihat secara year to date (y-to-d), terjadi inflasi sebesar 0,72 persen.

Cabai rawit, tomat dan beras menjadi komoditas yang memiliki andil terjadinya deflasi di bulan November 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut mencatat, cabai rawit memberi andil deflasi sebesar 0,23 persen, tomat 0,20 persen dan beras 0,18 persen.

Jika dilihat dari kelompok pengeluaran, kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, menjadi kelompok utama yang menyebabkan deflasi karena alami penurunan hingga 1,83 persen dengan andil mencapai 0,60 persen.

Sementara itu, jika dilihat secara year on year (y-on-y), atau tahun 2025 dibandingkan 2024 di periode yang sama bulan November, Sulut justru alami inflasi sebesar 0,65 persen.

Kepala BPS Provinsi Sulut, Aidil Adha, menjelaskan jika komoditas beras dan emas perhiasan menjadi komoditas yang memiliki andil pendorong inflasi paling tinggi. Menurut Aidil, beras menyumbang inflasi 0,55 persen dan emas perhiasan sebesar 0,48 persen.

Lebih lanjut, Aidil menjelaskan jika dilihat antar wilayah, empat daerah yang jadi pemantauan BPS, yakni Kota Manado, Kota Kotamobagu, Kabupaten Minahasa Utara dan Kabupaten Minahasa Selatan, semuanya alami deflasi jika dilihat m-to-m.

Menurut Aidil, deflasi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 0,93 persen, Minahasa Utara 0,79 persen, Kota Kotamobagu 0,68 persen dan kota Manado 0,11 persen.

"Sementara jika dilihat secara year on year, Kota Manado dan Kota Kotamobagu alami inflasi sebesar 1,23 persen dan 1,17 persen. Sementara Kabupaten Minahasa Utara dan Minahasa Selatan terjadi deflasi masing-masing 0,51 persen dan 0,42 persen," ujar Aidil kembali.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
BEI Kaji Peluncuran Indeks Baru Bersama Danantara
• 2 jam yang laluwartaekonomi.co.id
thumb
thumb
Berhasil disimpan.